Pelajari laporan lebih lanjut:
Sektor Jasa untuk Pembangunan: Laporan Update Ekonomi Asia Timur dan Pasifik, Oktober 2023

Sektor Jasa untuk Pembangunan
Negara di kawasan berkembang di Asia Timur dan Pasifik, selain beberapa di Kepulauan Pasifik, telah pulih dari serangkaian guncangan sejak tahun 2020, meskipun tumbuh dengan laju yang lebih lambat. Walaupun kawasan ini akan memperoleh manfaat dari pemulihan ekonomi global tahun 2023, tingginya utang, melambatnya ekonomi China, serta kebijakan perdagangan dan industri di negara-negara lain akan merugikan kawasan ini. Ke depan, penyebaran teknologi digital dan reformasi kebijakan di sektor jasa diharapkan dapat menciptakan peluang dan memainkan peranan lebih besar dalam pembangunan di kawasan ini.
Sebagian besar perekonomian di kawasan berkembang di Asia Timur dan Pasifik (EAP), selain beberapa Negara Kepulauan Pasifik, telah pulih dari serangkaian guncangan sejak tahun 2020 dan terus bertumbuh, walaupun dengan laju yang lebih lambat. Kinerja perekonomian di kawasan ini dibentuk oleh perkembangan eksternal dan domestik.
Baca bagian ini di laporan:
Pertumbuhan di kawasan ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan di negara-negara pasar berkembang dan negara-negara berkembang lainnya, tetapi melambat dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya. Walaupun pertumbuhan di Tiongkok diperkirakan melambat, pertumbuhan di wilayah lain di kawasan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024.
Baca bagian ini di laporan:
Dalam jangka menengah dan panjang, pengembangan sektor jasa akan menjadi hal yang penting bagi pembangunan negara-negara EAP secara keseluruhan. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Asia Timur dalam beberapa dekade terakhir ini sering kali dianggap didorong oleh sektor manufaktur. Namun demikian, sektor jasa memainkan peranan yang semakin bertumbuh, akan tetapi seringkali kurang dihargai, sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Baca bagian ini di laporan:
Persoalan Kebijakan yang dibahas dalam laporan edisi ini
Pemutakhiran sebelumnya telah berfokus pada sejumlah persoalan kebijakan lainnya, antara lain:
(1) Vaksinasi untuk menanggulangi COVID-19;
(2) kebijakan fiskal untuk bantuan, pemulihan, dan pertumbuhan;
(3) kebijakan iklim untuk membangun kembali dengan lebih baik;
(4) penanggulangan COVID-19 secara cerdas, terutama melalui intervensi non-farmasi seperti pengujian-penelusuran-isolasi;
(5) sekolah cerdas untuk mencegah hilangnya sumber daya manusia dalam jangka panjang, terutama bagi masyarakat miskin;
(6) perlindungan sosial untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan memungkinkan reintegrasi pekerja seiring dengan pulihnya perekonomian negara;
(7) dukungan bagi perusahaan-perusahaan untuk menghindari kebangkrutan dan pengangguran sambil mempertahankan alokasi karyawan dan sumber daya yang efektif;
(8) kebijakan di sektor keuangan untuk mendukung bantuan dan pemulihan tanpa merusak stabilitas keuangan;
(9) reformasi perdagangan, terutama sektor jasa yang masih mendapat proteksi – keuangan, transportasi, komunikasi – untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, menghindari tekanan untuk memberi proteksi bagi sektor-sektor lain, dan membekali masyarakat untuk memanfaatkan peluang digital yang semakin cepat muncul akibat pandemi ini;
(10) menciptakan peluang bagi perusahaan dan memastikan terlaksananya inklusi untuk mendorong pertumbuhan yang berkeadilan;
(11) kebijakan untuk mendorong adopsi dan difusi teknologi; dan
(12) kebijakan untuk mengatasi distorsi yang baru dan lama di bidang pangan, bahan bakar dan keuangan.
(13) Kebijakan untuk menghadapi tantangan utama de-globalisasi, penuaan dan perubahan iklim