ARTIKEL

Menuju Pembangunan Hijau di Indonesia Green Infrastructure Summit

09 Juni 2015


Image

PESAN UTAMA
  • Ekonomi Indonesia tumbuh dengan pesat namun telah mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang merugikan dalam jangka panjang.
  • Indonesia perlu beralih dari model pertumbuhan ‘kotor’ ke pertumbuhan ‘hijau’ (‘green growth’) untuk memastikan pembangunan berkelanjutan yang memberi manfaat bagi semua orang.
  • Indonesia Green Infrastructure Summit 2015 bertujuan membahas berbagai cara untuk mengarusutamakan pertumbuhan hijau dalam pembangunan infrastruktur, melalui kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta.

Jakarta, Indonesia, 9 Juni 2015 – Indonesia bertumbuh pesat dalam satu dekade terakhir, dengan PDB yang berkembang hampir dua kali lipat antara tahun 2001 hingga 2012. Namun, pertumbuhan tersebut telah mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup dan mempercepat habisnya sumberdaya alam di Indonesia.

Model pertumbuhan ‘kotor’ yang mengandalkan energi fosil, industri ekstraktif, dan menghabiskan sumberdaya alam dengan cepat, semakin membuat Indonesia rentan terhadap perubahan iklim dan kemiskinan di mana pertumbuhan ‘kotor’ berlangsung. Tingkat kemiskinan telah berkurang banyak sejak tahun 2000, menjadi 11,3% pada tahun 2014. Namun penduduk yang berada di sekitar lingkungan hidup yang rusak menderita tingkat kemiskinan yang lebih tinggi.

Hal ini terjadi karena kelompok miskin lebih rentan terhadap guncangan, termasuk guncangan lingkungan hidup, dan kurangnya ketahanan terhadap bencana alam yang semakin sering terjadi. Dampak sosial dan lingkungan hidup dari pertumbuhan ‘kotor’ sangat berat; dari banjir di perkotaan, kebakaran hutan, sengketa lahan di pedesaan, hingga penangkapan ikan yang berlebihan dan rusaknya ekosistem pesisir.

Tanpa perubahan dalam waktu dekat, Indonesia berisiko mengikuti pertumbuhan yang tidak berkelanjutan dan pada akhirnya akan membatasi peluang dan mengakibatkan ekonomi yang stagnan.

“Memilih infrastruktur hijau hari ini akan membawa manfaat selama beberapa dekade ke depan. Negara-negara berkembang bisa memimpin dan melakukan lompatan dari pertumbuhan ‘kotor’ ke pertumbuhan ‘hijau’,” kata Sri Mulyani Indrawati, Managing Director Bank Dunia, pada Indonesia Green Infrastructure Summit 2015 di Jakarta. “Jika kita ingin berhasil dalam mengentaskan kemiskinan, kita tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi saja, kecuali pertumbuhan tersebut bersifat inklusif dan berkelanjutan bagi lingkungan.

Konferensi ini akan menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan Indonesia untuk mengembangkan berbagai inisiatif pembangunan hijau di berbagai sektor yang dapat diterapkan secara nyata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan didukung oleh Bank Dunia, konferensi ini berupaya memperkuat kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta dalam melakukan inisiatif ‘hijau’.



" Jika kita ingin berhasil dalam mengentaskan kemiskinan, kita tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi saja, kecuali pertumbuhan tersebut bersifat inklusif dan berkelanjutan bagi lingkungan "

Sri Mulyani Indrawati

Managing Director Bank Dunia


Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk beralih ke model pembangunan hijau

Tentu akan ada banyak tantangan bagi Indonesia untuk menuju pertumbuhan hijau, termasuk perlunya pendanaan besar dan adanya kebijakan yang mendukung. Juga ada kebutuhan mendesak agar ada tata kelola pemerintahan yang baik – Bagi banyak negara, ini adalah tantangan terbesar mereka.

Tetapi, seperti ditunjukkan oleh negara-negara seperti Korea Selatan yang berhasil beralih ke ekonomi yang lebih hijau, peluang untuk berhasil tetap ada.

“Konferensi ini bisa menjadi kesempatan untuk memulai pertumbuhan yang ‘hijau’ dan inklusif,” menurut Sri Mulyani.  “Caranya dengan mengatasi kebutuhan energi secara berkelanjutan, dengan mengelola sumber daya secara bertanggung jawab, dan dengan menciptakan mekanisme tata kelola pemerintahan secara tepat yang memberikan manfaat bagi seluruh penduduk Indonesia, termasuk generasi yang akan datang.”



Api
Api

Welcome