Skip to Main Navigation
SIARAN PERS 11 September 2019

Akses pada Pendidikan Anak Usia Dini yang Bermutu Penting untuk Pengembangan Modal Manusia yang Berkelanjutan

JAKARTA, 11 September 2019 – Pendidikan anak usia dini membawa dampak positif untuk anak-anak dan dampak tersebut berlanjut saat mereka di sekolah dasar. Hal ini merupakan salah satu hasil dari evaluasi dampak yang dilakukan Bank Dunia terhadap Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini Pemerintah Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya pada sepuluh tahun terakhir untuk mendukung sektor pendidikan anak usia dini (PAUD) – dari perluasan akses pada pelayanan pra sekolah melalui Proyek Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini hingga perluasan pelatihan yang ada untuk pendidik dari masyarakat melalui Proyek Frotline Service Delivery. Berbagai upaya ini telah membawa hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2018 terkait Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk usia 3-6 tahun yang telah meningkat dari 25,8 persen pada tahun 2010 menjadi 32,11 persen pada tahun 2018. Namun demikian, akes pelayanan pendidikan usia dini masih belum merata di mana APK anak dari keluarga kurang mampu secara signifikan lebih rendah dibanding APK mereka yang datang dari keluarga yang lebih mampu. Untuk meningkatkan akses pada pelayanan anak usia dini dan meningkatkan kesiapan anak untuk sekolah, Pemerintah Indonesia didukung oleh Bank Dunia meluncurkan Proyek Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini pada tahun 2009. Proyek ini berlangsung di 50 kabupaten/kota dan di 3.000 desa yang diidentifikasi berdasarkan angka kemisknan dan besarnya.  

Evaluasi dampak menilai kinerja Proyek dari tahun 2009 hingga 2016 dan berfokus pada pelayanan pra sekolah di 310 desa di 9 kabupaten/kota. Evaluasi ini mengikut perkembangan anak-anak pada saat mereka berumur 1, 2, 5, dan 8 tahun. Hal ini meneliti secara komprehensif hasil perkembangan anak, baik secara kognitif maupun sosial emosional, dan juga kinerja anak ketika dites kemampuan berbahasa,  matematika, dan penalaran kognitif saat mereka berada di sekolah dasar.

Data yang dikumpulkan untuk evaluasi ini juga digunakan untuk melihat alur terkait saat anak-anak menjalani pendidikan usia dini. Tim peneliti menemukan bahwa anak-anak yang ikut serta pada program pra sekolah saat mereka berusia di antara 3 dan 4 tahun, diikuti oleh program TK pada umur 5 hingga 6 tahun, memiliki skor yang lebih tinggi saat tes di sekolah dasar dibandingkan mereka yang hanya mengikuti pra sekolah ataupun TK.  

“Hasil dari evaluasi dampak menunjukkan bahwa program pendidikan anak usia dini bekerja dengan sangat baik ketika mendukung proses pembelajaran anak pada tahapan perkembangan yang berbeda – lingkungan yang berbasis bermain atau kelompok bermain diikuti oleh lingkungan yang lebih terstruktur dan secara bertahap berbasis akademis di TK sebelum mereka memulai sekolah dasar,” kata Amer Hasan, Senior Economist dari Bank Dunia.

Evaluasi ini juga menunjukkan bahwa pra sekolah yang bermutu tinggi terkait dengan hasil perkembangan anak yang lebih baik pada berbagai area seperti kompetensi sosial, perkembangan kognitif dan bahasa, keterampilan komunikasi dan pegetahuan umum.

“Pelayanan pendidikan usia dini yang mudah diakses dan bermutu penting untuk menyiapkan anak-anak Indonesia untuk pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian, mereka didukung untuk menjadi lebih sukses di sekolah dan di pasar tenaga kerja nantinya. Fokus dalam hal penting ini dapat mendukung landasan modal manusia yang kuat untuk Indonesia,” kata Camilla Holmemo, Program Leader dari Bank Dunia untuk Human Development.

Evaluasi Dampak didukung oleh Dana Evaluasi Dampak Strategis Bank Dunia.


Kontak

Jakarta
Lestari Boediono
+62-21-5299-3156
lboediono@worldbank.org
Api
Api