SIARAN PERS

Indonesia dan Bank Dunia Bekerja Sama Mengurangi Penderita Balita Pendek dan Kematian Ibu

21 Mei 2015


Jakarta, 21 Mei, 2015 – Dalam upaya menjawab dua masalah besar terkait kesehatan – yaitu balita pendek (stunting) dan kematian ibu saat persalinan – Indonesia dan Kelompok Bank Dunia sepakat bertindak menghadapi kedua masalah itu yang sesungguhnya bisa dihindari. Keputusan ini diambil menyusul pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Kelompok Bank Dunia Dr. Jim Yong Kim di Istana Merdeka, Rabu 20 Mei lalu.

Menurut Dr. Kim, diskusi Bank Dunia dengan pemerintah Indonesia untuk mengatasi hal ini akan dilakukan beberapa minggu ke depan. Bank Dunia akan mengundang para ahli yang telah menangani hal stunting dan kematian ibu di berbagai negara berpendapatan rendah dan menengah, seperti Tiongkok, Turki dan Brazil. Kedua pemimpin membahas masalah itu dengan mengutip statistik bahwa 37 persen anak Indonesia mengalami stunting dan angka mortalitas ibu sejumlah 190 dari 100,000 kelahiran hidup (live-births). Kedua angka ini sangat tinggi untuk negara yang memiliki status pendapatan menengah seperti Indonesia.

Stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan anak-anak – tapi juga merusak kapasitas otak,” kata Dr. Kim hari ini dalam pidato di hadapan mahasiswa dan para pengajar Universitas Indonesia. “Anak-anak itu, dan negara ini, akan membayar biaya yang sangat mahal untuk situasi yang sesungguhnya bisa dicegah. Hal ini bisa dihindari.”

Tentang tingginya angka kematian ibu, kata Dr. Kim, "Indonesia berhasil sedikit menurunkan angka kematian ibu ini, tapi angkanya masih terlalu tinggi jika dilihat dari status ekonomi Indonesia. Apa lagi sesungguhnya perempuan Indonesia punya akses ke pelayanan kesehatan kandungan menyeluruh. Kami sangat ingin membawa pengetahuan global yang kami miliki demi mencari solusi, agar Indonesia bisa cepat mengurangi kasus-kasusstunting dan kematian ibu.”

Dr. Kim menambahkan, “Kami bekerja dengan banyak negara di seluruh dunia termasuk Tiongkok, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kami sangat ingin berbagi pengetahuan dengan Indonesia untuk melihat solusi apa yang dapat berhasil di sini,” katanya, “Kami telah merestruktur Kelompok Bank Dunia dan kini bekerja lebih cepat dan lebih baik lagi untuk saling berbagi pengetahuan demi memperbaiki kehidupan warga dunia.”

Dr. Kim, yang merupakan dokter medis dan antropolog, memuji Presiden Joko Widodo yang memutuskan untuk mendedikasikan lebih banyak anggaran untuk kesehatan melalui pelayanan kesehatan menyeluruh. Saat ini Indonesia hanya menghabiskan 1.2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pelayanan kesehatan - dan ini salah satu angka terendah di dunia.

Dukungan pendanaan untuk kesehatan ini merupakan bagian dari rencana besar Kelompok Bank Dunia mendukung tujuan pembangunan Indonesia. Selama tiga sampai empat tahun ke depan, Bank Dunia akan menyediakan lebih dari $ 11 miliar untuk membiayai investasi-investasi infrastruktur penting termasuk di bidang energi, pelabuhan, perbaikan sistem pajak, dan program perbaikan kualitas hidup manusia. Kelompok Bank Dunia juga akan bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan iklim usaha agar bisa menarik lebih banyak investor.

Dukungan Dr. Kim secara khusus pada bidang kesehatan diumumkan dalam kunjungannya pertama ke Indonesia, dimana ia juga bertemu dengan dokter-dokter dan perawat di puskesmas di Jawa Tengah. Dalam pidato umumnya di Universitas Indonesia, Dr. Kim menegaskan, Indonesia telah melakukan kemajuan luar biasa dengan memangkas separuh angka kemiskinan menjadi 11,3 persen dalam waktu 15 tahun. Dr. Kim yakin kemajuan lain bisa diperoleh Indonesia jika bersedia meningkatkan investasi dalam bidang kesehatan.



Kontak Media
Di Jakarta
Dini Djalal
Telepon: +62-21-5299-3156
ddjalal@worldbank.org
Di Washington
Carl Hanlon
Telepon: +1 (202) 460-8526
chanlon@worldbank.org
Di Washington
Jane Zhang
Telepon: +1 (202) 473-1376
janezhang@worldbank.org


Api
Api

Welcome