ARTIKEL

Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia, Oktober 2015: Di Tengah Volatilitas Global

22 Oktober 2015



  • Ketidakastian global telah membuat manajemen ekonomi makro di Indonesia semakin sulit dan risko pelambatan pada proyeksi jangka pendek semakin besar.
  • Baseline proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia untuk 2015 tetap 4,7%. Pertumbuhan diharapkan sedikit meningkat menjadi 5,3% pada 2016, yang mencerminkan kondisi eksternal yang membaik dan belanja modal negara yang lebih tinggi.
  • Proyeksi pertumbuhan Indonesia akan terpengaruh beberapa risiko, termasuk normalisasi tingkat suku bunga di Amerika Serikat, terus melambatnya mitra dagang utama termasuk Tiongkok, dan melemahnya sektor korporasi akibat depresiasi mata uang dan turunnya marjin keuntungan.
  • Pemerintah memahami perlunya meningkatkan tingkat kepercayaan dunia usaha serta iklim investasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan telah mengambil beberapa langkah penting. Pada bulan September dan Oktober, pemerintah mengumumkan serangkaian paket yang difokuskan pada mengurangi beban regulasi dan menurunkan biaya usaha.
  • Belanja modal pemerintah juga sudah naik lebih cepat pada kuartal ketiga, yang diperkirakan naik 21,4% secara riil dalam sembilan bulan pertama tahun 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Belanja pemerintah ini diharapkan akan menunjang investasi tetap dan pertumbuhan.
  • Investasi tetap masih menjadi penyebab utama pelambatan ekonomi meski konsumsi masyarakat juga tumbuh secara moderat, yang berkontribusi pada pertumbuhan PDB yang moderat di tingkat 4,7% tahun-ke-tahun pada kuartal kedua.
  • Permintaan domestik melambat dan impor yang lemah telah mengurangi defisit transaksi berjalan hingga setengahnya dibanding tahun lalu. Pada saat yang sama, neraca transaksi keuangan turun secara signifikan akibat mengetatnya kondisi keuangan untuk semua pasar negara berkembang sejak Juni.
  • Defisit transaksi berjalan sedikit bertambah menjadi 2,1% PDB pada kuartal kedua 2015, dari 1,9% di kuartal sebelumnya.
  • Kemarau akibat El Niño juga membawa risiko bagi pertumbuhan Indonesia. Kondisi El Niño yang lebih parah bisa meningkatkan harga beras sebesar 10% pada tahun ini, juga inflasi CPI setidaknya sebesar 0,3 hingga 0,6 persen. Keluarga miskin yang menggunakan sebagian besar pemasukan mereka untuk pangan akan terkena dampak dari harga-harga yang lebih tinggi.
  • Edisi laporan kali ini membahas program jaminan kesehatan nasional Indonesia serta kendala yang dihadapi agar mencapai akses universal kesehatan dan mendukung tujuan sosial dan ekonomi yang lebih luas.
  • Laporan juga mengangkat masalah perumahan yang terjangkau. Ada momentum politik yang kuat untuk menambah jumlah rumah yang terjangkau, namun belanja di sektor ini masih perlu lebih efektif dan merata.

Api
Api

Welcome