Manado, INDONESIA – Para mahasiswa di Universitas Sam Ratulangi University di Manado, Sulawesi Utara, hanya tahu sedikit tentang Bank Dunia, apalagi tentang program Open Data Bank Dunia. Sebuah seminar tentang Open Data Bank Dunia di universitas tersebut kemudian membantu mahasiswa dan pengajar mengetahui sumberdaya informasi baru yang tersedia bagi mereka – informasi gratis dan mudah digunakan.
Aldo Wirhanoyo, seorang mahasiswa, setuju dengan adanya program seperti ini karena membuat akses data menjadi lebih ‘demokratis’. “Saya sangat setuju dengan program ini, karena sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang memerlukan data untuk membuat tugas dan analisa,” kata Aldo.
Sedangkan menurut Feky Masinambow, dosen di Fakultas Ekonomi, sebelumnya mahasiswa dan dosen sangat mengandalkan data dari materi cetak. Sekarang ia berencana menggunakan data-data di website tersebut untuk kegiatan belajar-mengajar di kelasnya. “Saya berencana memberi tugas kepada mahasiswa saya untuk melihat data dari Bank Dunia, kemudian membuat analisa dari apa yang mereka temukan, kata Feky.
Robert Winerungan, seorang dosen dari Universitas Negeri Manado, mengatakan bahwa ia pernah menggunakan data dari sumber lain untuk pekerjaannya. Namun menurutnya Open Data Bank Dunia memberikan nilai lebih.
“Yang saya suka dari website Open Data Bank Dunia adalah kita bisa membandingkan data dengan negara-negara lain. Jadi kita bisa tahu bahwa kondisi ekonomi Indonesia lebih baik dibanding negara lain,” katanya.
Baik para mahasiswa maupun pengajar setuju bahwa program ini memberi peluang baru dalam metode peneliatan, yang akan membuat kerja mereka semakin baik.
“Satu-satunya masukan saya adalah agar data-data ini juga tersedia dalam Bahasa Indonesia, agar mereka yang Bahasa Inggrisnya masih terbatas juga bisa menggunakannya dengan baik,” kata Robert.
Statistik dan data merupakan elemen penting dalam penelitian akademis. Ini menjadi alasan mengapa beberapa seminar serupa tentang Open Data di kampus-kampus lain di Indonesia selalu menarik banyak perhatian.