ARTIKEL

Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Menanggapi berbagai tekanan

02 Juli 2013




 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Kuartal kedua tahun 2013 merupakan kuartal yang penting bagi Indonesia dengan penyesuaian ekonomi, penetapan kebijakan dan pasar keuangan terhadap tekanan-tekanan yang mulai mendesak selama beberapa kuartal terakhir dan pergeseran dalam lingkungan dunia.
  • Prospek ekonomi melemah, mengikuti pertumbuhan yang sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal pertama dan tanda-tanda bahwa permintaan dalam negeri, terutama investasi, terus mengalami moderasi. Sebagai akibatnya, Bank Dunia telah menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB-nya menjadi 5,9 persen untuk tahun 2013, dari 6,2 persen seperti yang tercantum pada Triwulanan edisi bulan Maret 2013.
  • Sementara perhitungan dasar (base case) Bank Dunia hanyalah berupa perlambatan moderat bagi pertumbuhan Indonesia untuk tahun 2013, terdapat risiko yang tinggi bagi perlambatan yang lebih besar, dengan permintaan dalam negeri yang menghadapi kendala dari inflasi sementara yang lebih tinggi karena peningkatan harga BBM dan potensi pengaruh dari gejolak pasar keuangan yang belakangan terjadi, dan perlemahan harga komoditas tampaknya akan terus membebani ekspor.
  • Pada sisi fiskal, gabungan antara penurunan penerimaan dan peningkatan belanja subsidi akan terus menekan pembiayaan pemerintah. APBN-P yang menyertakan peningkatan harga BBM bersubsidi yang telah lama ditunggu, bersama-sama dengan paket kompensasi yang menyeluruh untuk menurunkan dampak kenaikan harga BBM bagi rakyat miskin, memperoleh persetujuan pada tanggal 17 Juni.
  • Peningkatan harga BBM bersubsidi yang cukup besar merupakan suatu reformasi yang besar. Dalam jangka pendek, reformasi itu membantu membatasi peningkatan defisit dalam APBN 2013. Pada jangka waktu yang lebih panjang, reformasi itu menjadi bagian dari tanggapan yang dibutuhkan dalam penyesuaian yang terus berlangsung di dalam ekonomi Indonesia – meningkatkan permintaan bagi impor energi karena kuatnya pertumbuhan dan penurunan produksi minyak dalam negeri, dan, yang sangat penting, desakan untuk mengarahkan kembali belanja fiskal secara lebih efisien dan merata dalam mendukung sasaran-sasaran pembangunan Indonesia.
  • Peningkatan belanja bidang sosial sesuai dengan APBN-P, sebagian untuk membantu melindungi keluarga miskin dari dampak peningkatan harga BBM, memiliki pengaruh yang signifikan, dan rancangan paket kompensasi sosial menunjukkan pengambilan langkah-langkah yang penting menuju sistem jaminan sosial yang lebih menyeluruh, terintegrasi dan memiliki penargetan yang baik.
  • Jaminan sosial di Indonesia juga bersiap untuk penguatan lanjutan dengan dimulainya pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada tahun 2014. Dengan penerapan yang baik, program-program SJSN akan dapat menurunkan kelemahan, memberi perlindungan terhadap kejutan ekonomi, mendorong mobilitas kerja, menurunkan kemiskinan orang lanjut usia, membantu menurunkan ketidakmerataan, dan memobilisasi kelangkaan tabungan.
  • Peningkatan dalam jaminan sosial dan cakupan layanan kesehatan akan berlangsung dalam keadaan yang sulit dan rumit dengan adanya masalah ganda kekurangan dan kelebihan gizi: beban ganda malnutrisi, yang berkaitan dengan pesatnya pertumbuhan pendapatan dan urbanisasi di Indonesia.
  • Untuk meningkatkan penyampaian layanan dan kapasitas Pemerintah demi keberhasilan penerapan program-program baru yang ambisius seperti SJSN, dibutuhkan peningkatan lebih lanjut dalam kinerja birokrasi layanan sipil Indonesia, membangun di atas kemajuan yang signifikan yang telah diraih dalam proses reformasi birokrasi.

Untuk analisis Bank Dunia lebih lanjut tentang bantuan sosial di Indonesia, kunjungi www.worldbank.org/id/poverty


Api
Api

Welcome