Kontribusi Grup Bank Dunia
PNPM Peduli adalah program pemerintah Indonesia, dan didanai oleh multi donor trust fund dan disampaikan sebagai 'percontohan inisiatif' melalui PNPM Support Facility (PSF), yang dikelola oleh Bank Dunia. Anggaran awal sebesar US$ 4.215.000 telah disetujui oleh Joint Management Committee (JMC) pada bulan Januari 2010, untuk mengembangkan rancangan proyek, prosedur operasional dan hibah yang disalurkan ke tiga EO untuk pelaksanaan tahap 1. Sebanyak US$ 5,5 juta telah dialokasikan pada April 2012, menjadikan total investasi PNPM Peduli dalam tahap uji coba ini US$ 9.715.000
Mitra
Sejak awal dimulainya, Peduli telah bermitra dengan 72 OMS di Indonesia yang terdiri dari 3 EO, 3 Mitra Perantara (Intermediary Partner - IP), 36 OMS lokal dan 30 cabang Lakpesdam NU. Para mitra ini bekerja di 91 kabupaten/kota dan 24 provinsi dengan berbagai kelompok yang terpinggirkan, termasuk masyarakat adat, perempuan pengusaha mikro, petani ,nelayan, pemulung, anak jalanan, pekerja seks, mantan tahanan politik, pekerja migran, perempuan dan anak beresiko perdagangan, gay ,transgender, korban kekerasan dalam rumah tangga, anak-anak yang dipenjara dan orang dengan HIV-AIDS (ODHA).
PNPM Support Facility didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Australia (AusAID), Badan Pembangunan Internasional Kanada (CIDA), Badan Pembangunan Internasional Denmark (DANIDA), [SS1] US Agency for International Development, Uni Eropa, Pemerintah Belanda, UKAID, dan dikelola oleh World Bank/Bank Dunia
Masa Depan
Periode bulan Agustus sampai dengan Oktober 2012, tim review eksternal telah melakukan penilaian program untuk mempersiapkan pelaksanaan PNPM Peduli tahap II. Penilaian tersebut menyimpulkan bahwa PNPM Peduli dalam tahap uji coba ini tetap berada di jalur yang tepat, dengan menetapkan serangkaian hubungan dan sistem bisnis yang akan mendukungnya untuk bergerak maju dalam mengembangkan serta memahami pendekatan yang efektif untuk menjangkau dan memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan di Indonesia untuk masa depan. Ke depannya, berdasarkan pembelajaran dan rekomendasi yang dihasilkan oleh review eksternal tersebut, OMS tingkat nasional akan berfokus pada pengumpulan bukti dari lapangan untuk mengembangkan lebih banyak pengetahuan tentang jalur inklusi yang tepat. Tujuannya adalah agar pengetahuan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam saran kebijakan bagi pemerintah Indonesia untuk menguatkan Kementerian terkait dalam upaya mencapai target populasi yang saat ini dikecualikan dari sistem dan pelayanan publik.
Penerima Manfaat
"Sebelumnya setiap saat saya berjalan melewati desa, orang-orang jalanan akan berbisik, “Tuh ada Jablay”. Saya seperti tidak dianggap manusia. Melalui Bandung Wangi, saya bertemu teman-teman saya, belajar berbicara di depan umum, dan sekarang bahkan memiliki counter pulsa. Ini semua seperti mimpi."
Ani adalah seorang pekerja seks di Jatinegara Jakarta Timur. Dia sudah berupaya mencari pekerjaan lain, tapi orang-orang tahu dia seorang pekerja seks dan tidak mau mempekerjakan dia. Dengan bantuan PNPM Peduli, melalui satu OMS lokal (Bandung Wangi) Ani dan 20 pekerja seks lainnya menerima pelatihan keterampilan dan pelatihan bisnis. Bersama dengan empat teman, Ani kini meninggalkan pekerjaan lamanya dan mereka bersama-sama menjalankan bisnis counter kartu telepon (pulsa). Memang Ani tidak menghasilkan uang sebanyak sebelumnya, tapi sekarang dia aman, tidak lagi menjadi korban pelecehan seksual atau kekerasan, dan telah meningkatkan kesehatannya. Bandung Wangi membantu usaha awal kelompok-kelompok bisnis itu dengan peralatan dan sewa ruang, serta memberikan nasihat bagi bisnis yang berkelanjutan. Para wanita itu sekarang membayar kembali pinjaman ke Bandung Wangi untuk peralatan dan perlengkapan yang sudah mereka terima
*”Jablay‟ istilah yang merendahkan, menunjuk ke seorang perempuan yang membutuhkan interaksi seksual.