Skip to Main Navigation
SIARAN PERS 11 Desember 2019

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Moderat di Tengah Tantangan Global

Laporan: Sistem perlindungan sosial modern sangat penting bagi pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih inklusif

Jakarta, 11 Desember 2019 - Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit melambat menjadi 5,0 persen pada kuartal ketiga 2019 dari 5,1 persen pada kuartal sebelumnya. Pada kuartal ketiga, pendorong utama pertumbuhan juga mengalami pergeseran, menurut laporan Indonesia Economic Quarterly edisi Desember 2019 Bank Dunia yang dirilis hari ini.

Pertumbuhan investasi mengalami pelemahan lebih lanjut akibat penurunan harga komoditas yang signifikan dan ketidakpastian politik. Konsumsi total juga melambat. Melemahnya permintaan domestik menyebabkan penurunan impor dalam jumlah besar, yang mendukung pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut.

“Fondasi makroekonomi Indonesia tetap kuat. Hal tersebut telah mendukung pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga, dan dengan adanya penciptaan lapangan kerja yang kuat, inflasi yang rendah, serta perluasan program bantuan social, telah berkontribusi pada turunnya tingkat kemiskinan hingga rekor terendah 9,4% pada bulan Maret tahun ini,” kata Rolande Pryce, World Bank Acting Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste.

PDB Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,0 persen pada 2019 dan kemudian naik menjadi 5,1 persen pada 2020. Proyeksi ini didasarkan pada berkurangnya ketegangan perdagangan internasional dan berkurangnya ketidakpastian politik dalam negeri. Risiko terhadap proyeksi pertumbuhan nasional masih signifikan. Ketegangan perdagangan yang berkepanjangan bisa membawa risiko bagi harga komoditas dan sentimen bisnis global. Risiko pelambatan ekonomi Tiongkok lebih lanjut juga berpotensi mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Edisi laporan kali ini juga membahas bagaimana sistem perlindungan sosial dapat membantu pemerintah mencapai visi sebagai negara berpenghasilan tinggi dan mengurangi tingkat kemiskinan hingga mendekati nol pada tahun 2045. Diperlukan sistem perlindungan sosial yang inklusif dan efisien untuk mencapai pertumbuhan keberlanjutan dan merata di Indonesia.

“Perlindungan sosial sangat penting bagi Indonesia untuk menciptakan angkatan kerja kelas dunia. Sistem perlindungan sosial yang modern, inklusif dan efisien dapat membantu menciptakan, mempekerjakan, dan melindungi modal manusia. Namun, untuk mencapai sasaran tersebut, program perlindungan sosial yang ada saat ini perlu berkembang dan beradaptasi dengan tren demografi, teknologi, dan lingkungan,” kata Frederico Gil Sander, World Bank Lead Economist for Indonesia.

Menurut laporan, sistem perlindungan sosial di masa depan harus dapat diakses oleh semua penduduk Indonesia tanpa memandang di mana mereka berada maupun matapencahariannya, dan harus memperluas perlindungan bagi penduduk usia lanjut yang jumlahnya terus bertambah juga penduduk dengan disabilitas. Untuk mencapainya, Indonesia bisa menerapkan sebuah sistem perlindungan social yang memberi jaminan perlindungan minimal sejak anak-anak hingga usia lanjut melalui program bantuan social yang terkoordinasi. Jaminan minimal tersebut bisa disertai dengan program asuransi social untuk menjaga pemasukan keluarga dan menjaga terhadap berbagai risiko di usia lanjut juga saat tidak memiliki pekerjaan.

Laporan Indonesia Economic Quarterly didukung oleh Australian Department of Foreign Affairs and Trade.


Kontak

Jakarta
Lestari Boediono
+62-21-5299-3156
lboediono@worldbank.org
Api
Api