Skip to Main Navigation
SIARAN PERS 05 Desember 2019

Membersihkan Limbah Padat Perkotaan Indonesia

WASHINGTON, 5 Desember 2019 – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia hari ini menyetujui pinjaman sebesar $100 juta kepada Indonesia untuk meningkatkan layanan pengelolaan limbah padat di beberapa kota dan kabupaten.

Proyek ini akan memperkuat peran lembaga-lembaga pemerintah pusat dalam mengelola limbah padat, serta membantu pemerintah daerah yang berada di sekitar aliran Sungai Citarum Jawa Barat untuk meningkatkan layanan pengelolaan limbah padat. Sebagian besar pendanaan akan digunakan untuk membiayai infrastruktur pengolahan mekanis dan biologis untuk kota dan kabupaten di daerah aliran sungai.

Sebanyak 45 juta penduduk kota dan kabupaten akan memperoleh manfaat dari proyek ini. Jumlah tersebut mencakup 18 juta penduduk miskin dan hampir miskin, di mana sekitar 9 juta di antaranya adalah perempuan. Dampak positif yang diharapkan dari program ini termasuk meningkatnya kesehatan dan kebersihan sebagai hasil pembuangan limbah yang baik juga adanya penurunan polusi. Kelompok rentan dan perempuan yang terlibat dalam kegiatan pengumpulan sampah informal akan memperoleh manfaat dari adanya pelatihan, serta melibatkan kelompok-kelompok tersebut ke dalam sistem pengelolaan limbah formal dan mata pencaharian alternatif.

“Pemerintah telah menempatkan pengelolaan limbah padat pada posisi yang semakin penting dalam agenda pembangunan nasional,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. “Pengumpulan limbah padat secara menyeluruh adalah bagian dari sasaran rencana pembangunan jangka menengah nasional, dan menjadi semakin penting dengan terus bertambahnya penduduk perkotaan Indonesia.”

Lebih dari setengah penduduk Indonesia sekarang tinggal di daerah perkotaan. Sementara itu, kota-kota menghasilkan sekitar 105.000 ton sampah per hari – dan diperkirakan akan meningkat menjadi 150.000 ton per hari pada tahun 2025 – dan 40 persen dari 142 juta penduduk kota di Indonesia masih belum memiliki akses layanan pengumpulan sampah dasar.

Limbah yang tidak terkumpul merupakan sumber polusi dan masalah kesehatan yang signifikan bagi masyarakat di berbagai daerah. Pembuangan sampah di lahan terbuka masih menjadi praktik yang paling umum untuk membuang limbah padat di Indonesia. Dampak dari sampah yang tidak terkumpul paling terlihat di sepanjang Sungai Citarum, yang telah dinyatakan sebagai wilayah strategis nasional. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat, dan dibanjiri limbah padat perkotaan yang ikut menjadi penyebab seringnya banjir.

“Pengelolaan limbah padat sangat penting bagi kesejahteraan penduduk perkotaan Indonesia yang jumlahnya tumbuh pesat juga bagi ekonomi nasional, termask sektor pariwisata. Dengan Indonesia menjadi salah satu penyumbang utama sampah laut secara global, meningkatkan pengelolaan limbah padat di kota-kota sekitar pesisir dan sungai menjadi semakin penting untuk mengatasi masalah sampah di laut,” kata Rolande Pryce, World Bank Acting Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste. “Proyek ini akan memulai tindakan nyata untuk mengurangi sampah plastic di laut dengan dampak global.”

Dukungan Bank Dunia dalam bidang penyediaan layanan serta infrastruktur merupakan komponen penting dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara Kelompok Bank Dunia di Indonesia, yang berfokus pada prioritas pemerintah yang memiliki dampak perubahan yang besar.


SIARAN PERS NO: 2020/088/EAP

Kontak

Jakarta
Lestari Boediono
+62-21-5299-3156
lboediono@worldbank.org
Washington
Nick Keyes
+1-202-473-9135
nkeyes@worldbank.org
Api
Api