SIARAN PERS

Menjangkau Mereka yang Membutuhkan dengan Lebih Baik: Menuju Sistem Tunjangan Sosial yang Mumpuni

01 Maret 2012




Laporan Bank Dunia terbaru menyatakan bahwa Indonesia mampu untuk melakukan reformasi dan meningkatkan program-program bantuan sosial

Jakarta, 1 Maret 2012 – Laporan Bank Dunia terbaru menyatakan dibutuhkannya upaya-upaya reformasi kunci untuk membangun jaring pengaman sosial terpadu dan menyeluruh di Indonesia. Protecting Poor and Vulnerable Households in Indonesia, yang diluncurkan hari ini, mengamati kinerja dari seluruh program-program jaring pengaman sosial utama di Indonesia, termasuk Raskin dan Jamkesmas.

“Indonesia telah memiliki dasar-dasar landasan bagi sistem jaminan sosial yang mumpuni,” kata Stefan Koeberle, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia. “Akan tetapi masih terdapat banyak ruang perbaikan untuk memastikan program-program tersebut berfungsi sebagai jaring pengaman sosial yang utuh, sehingga bantuan yang tepat akan menjangkau orang yang tepat dan tepat waktu.”

Laporan tersebut merekomendasikan agar Indonesia sebaiknya terlebih dahulu melakukan reformasi pada program-program yang ada sehingga program-program tersebut dapat lebih meningkatkan harapan keluarga miskin. Raskin, Jamkesmas dan sejumlah program beasiswa bagi siswa miskin membutuhkan reformasi pokok untuk meningkatkan cara bagaimana program melindungi keluarga-keluarga miskin. Penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa beberapa program memang menjanjikan dan dapat diperluas. Program Keluarga Harapan, suatu program bantuan tunai bersyarat, telah terbukti efektif dalam membantu keluarga-keluarga yang sangat miskin untuk mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan, tetapi upaya-upaya reformasi tetap dibutuhkan agar program tersebut juga dapat meningkatkan hasil-hasil di bidang pendidikan.

Salah satu tantangan yang pernah dihadapi oleh Indonesia di masa lalu adalah memastikan bahwa program-program jaring pengaman sosial tersebut menjangkau mereka yang paling membutuhkan. Bank Dunia juga meluncurkan suatu laporan pendamping, Targeting Poor and Vulnerable Households in Indonesia, yang menilai penargetan jaring pengaman sosial dan memberikan rekomendasi bagaimana meningkatkan ketepatan penargetan. Dengan makin menurunnya tingkat kemiskinan, Bank Dunia mengusulkan agar Indonesia memfokuskan tambahan sumberdaya kepada 40 persen populasi dengan kondisi ekonomi terbawah yang memiliki risiko besar untuk jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

Indonesia mampu melakukan reformasi dan meningkatkan program-program jaring pengaman sosialnya, kata laporan tersebut. Indonesia kini menghabiskan 0,5 persen dari PDB-nya untuk sektor ini, sementara negara-negara berpenghasilan menengah umumnya mengeluarkan jauh lebih banyak sumberdaya untuk menangani kemiskinan dan kerentanan masyarakat. Filipina menganggarkan 1 persen dari PDB, sementara Brasil dan India masing-masing menganggarkan 1,4 persen dan 2,2 persen.

“Penelitian kami membantu mengenali beberapa masalah-masalah yang berkaitan dengan program-program jaring pengaman sosial Indonesia,” kata Vivi Alatas, Ekonom Kemiskinan Senior untuk Bank Dunia di Indonesia. “Melihat ke depan, kita juga dapat memetik pelajaran dari negara-negara lain yang telah berhasil melewati masa transisi menjadi negara ekonomi menengah dan telah memodernisasi jaring pengaman sosial mereka. Negara-negara tersebut memberikan contoh-contoh bagaimana program-program yang terpecah dapat dipadukan menjadi suatu sistem jaring pengaman sosial yang lebih efektif dan efisien.”

Bank Dunia menyampaikan bahwa sementara jaring-jaring pengaman sosial memang dibutuhkan, mereka tetap hanyalah satu bagian dari strategi nasional untuk pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial yang lebih luas. Bagian-bagian yang lain termasuk penciptaan lapangan kerja, jaminan sosial, pembangunan masyarakat dan dukungan berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi.

Kedua laporan Bank Dunia tersebut secara resmi diluncurkan pada konferensi yang diselenggarakan bersama dengan Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pembicara tamu yang hadir termasuk para praktisi dari Brasil dan Chile, tempat di mana sistem bantuan sosial terpadu telah berhasil diterapkan.

Kontak Media
Dalam Jakarta
Randy Salim
Telepon: (62-21) 5299-3
rsalim1@worldbank.org
Dalam Washington, DC
Mohamad Al-Arief
Telepon: (1-202) 458-5964
malarief@worldbank.org



Api
Api

Welcome