Jakarta, 27 Mei 2011 - Bank Dunia akan membantu pemerintah Indonesia membangun jalan yang lebih baik dan mencapai target pertumbuhan jangka menengahnya. Proyek Perbaikan Jalan Nasional Indonesia Barat (Western Indonesia National Roads Improvement) meliputi perbaikan lebih dari 700 kilometer jalan dan sekitar 200 meter jembatan, sehingga mencapai standar nasional. Proyek ini diharapkan bisa mendatangkan banyak keuntungan: barang-barang dapat didistribusikan dengan lebih cepat dan murah; waktu dan biaya perjalanan dapat berkurang; masyarakat memiliki akses yang lebih baik ke pekerjaan dan pasar di daerah perkotaan; dan pemeliharaan jalan dengan sendirinya akan menciptakan lapangan kerja.
“Proyek-proyek infrastruktur menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk muncul sebagai negara berpendapatan menengah yang kuat di dekade mendatang. Untuk mencapai hal ini, pemerintah Indonesia telah menjadikan peningkatan investasi untuk infrastruktur sebagai salah satu prioritas pembangunan, dan sejak 2004 telah meningkatkan anggaran untuk jalan nasional sehingga empat kali lipat,” kata Stefan G. Koeberle, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia. ”Melalui proyek perbaikan jalan nasional ini, Bank Dunia memberi dukungan dana dan juga berbagi pengalaman global untuk mengelola risiko bencana di sektor jalan.”
“Sejumlah ruas jalan disepanjang Koridor Barat Sumatra cukup sempit, hanya selebar 4,5 meter dan telah mencapai kapasitasnya, padahal sektor pertanian dan industri di Pesisir Barat Sumatera sedang berkembang. Proyek ini hadir pada waktu yang tepat dan akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah,” kata Mustapha Benmaamar, Koordinator Sektor Transportasi Bank Dunia untuk Indonesia
Dibawah proyek ini, Dirjen Bina Marga di Kementrian Pekerjaan Umum akan dilatih untuk mengelola risiko bencana dengan lebih baik. Karena Sumatera Barat sangat rentan terhadap gempa bumi dan longsor, proyek ini juga memasukkan komponen dukungan untuk kesiapan bencana.
Proyek Perbaikan Jalan Indonesia Barat akan didanai oleh pinjaman sebesar US$ 250 juta yang telah disetujui oleh dewan eksekutif Bank Dunia hari ini. Pemerintah Indonesia juga akan berkontribusi sebesar US$ 100 juta, menjadikan nilai total proyek sebesar US$ 350 juta.