“Tren dalam investasi, kinerja sektor manufaktur dan jasa, ditambah dengan permintaan komoditas yang kuat dari Cina dan India, telah mendorong pandangan pertumbuhan yang positif untuk tahun 2011,” kata Shubham Chaudhuri, Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Indonesia. “Sebaliknya, goncangan harga bahan pangan, yang baru saja ditunjukkan oleh peningkatan harga beras di Indonesia, dapat meningkatkan tingkat kemiskinan, bahkan semasa ekonomi tumbuh.”
Harga komoditas dunia terus meningkat, banyak diantaranya telah sebanding atau lebih tinggi dari nilai tertingginya yang pernah dicatat pada tahun 2008. Contohnya, harga energi 28 persen lebih tinggi tahun-ke-tahun sampai Februari 2011, sedangkan harga komoditas pertanian meningkat 17 persen dari harga tertinggi di 2008. Sebagai negara produsen dari banyak komoditas tersebut, Indonesia berada di posisi yang tepat untuk mengambil keuntungan dari situasi ini, walaupun keuntungan yang didapat mungkin tidak merata. Rumah tangga yang terkait langsung dengan sektor komoditas akan mendapatkan penghaksilan lebih, namun rumah tangga miskin akan menderita karena harga pangan dan energi yang lebih tinggi. Kebijakan untuk mempromosikan pertumbuhan yang inklusif dapat membantu menanggapi kekhawatiran ini dan melawan ketimpangan yang semakin meningkat yang terlihat selama sepuluh tahun kebelakang; periode dimana kelas menengah di Indonesia berkembang jumlahnya.
“Melihat ke depan, bertambah besarnya kelas menengah Indonesia akan mengakibatkan perubahan yang mendalam. Selama 7 tahun terakhir, terdapat 7 juta jiwa yang masuk menjadi kelompok berpenghasilan menengah-bawah setiap tahun,” ucap Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, merujuk kepada bagian masyarakat dengan pengeluaran harian sebesar USD 2 hingga 20. “Di masa depan kelas menengah ini akan lebih banyak mengkonsumsi dan akan meminta pekerjaan yang lebih baik dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dan pendidikan dengan tingkat yang lebih tinggi. Penyusun kebijakan jangka menengah harus mampu memenuhi permintaan-permintaan tersebut.”
Harga minyak yang meningkat akan menjadikan biaya anggaran Indonesia untuk subsidi energi semakin besar, yang sebagian besar menguntungkan masyarakat yang lebih mampu. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk memperbaiki target dari subsidi ini. Hal ini akan memperkuat posisi finansial yang sudah sukup kuat, namun yang lebih penting akan memberikan ruang untuk membiayai bantuan sosial untuk masyarakat miskin dan rentan dalam kebutuhan infrastruktur dan penyediaan barang dan jasa publik yang lebih baik.