ARTIKEL

Kelompok Bank Dunia kembali terlibat dalam sektor minyak kelapa sawit

03 April 2011


PESAN UTAMA
  • Kelompok Bank Dunia mengadopsi kerangka kerja dan strategi baru melalui konsultasi pemangku kepentingan untuk terlibat dalam sektor minyak kelapa sawit
  • Dengan adanya kerangka kerja baru, Kelompok Bank Dunia mengakhiri moratorium sejak September 2009 untuk tidak melakukan investasi baru minyak kelapa sawit
  • Keterlibatan yang baru diharapkan akan ikut mengurangi kemiskinan dan melestarikan lingkungan bagi generasi penerus, serta menghormati hak kelompok masyarakat rentan.

Jakarta, 3 April 2011 – Lebih dari enam juta penduduk miskin yang tinggal di pedesaan di seluruh dunia bergantung pada minyak kelapa sawit sebagai matapencaharian mereka. Ratusan juta lagi mengandalkan minyak kelapa sawit yang harganya terjangkau sebagi bahan pangan penting. Produksinya didominasi oleh petani kecil yang jumlahnya dalam industri ini terus bertambah. Dengan kondisi seperti ini, sektor minyak kelapa sawit berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Dengan terlibat di dalamnya, Bank Dunia bisa memberi kontribusi positif.

Kelompok Bank Dunia telah mengadopsi Kerangka kerja Kelompok Bank Dunia dan Strategi IFC yang menjadi panduan keterlibatan dalam sektor minyak kelapa sawit global di masa depan. Kerangka kerja dan strategi dibuat berdasarkan proses konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang mencakup LSM lingkungan hidup dan sosial, petani, masyarakat adat, perusahaan swasta, dan pemerintah.

Untuk membuat panduan keterlibatan yang baru ini, Kelompok Bank Dunia telah menghentikan untuk sementara investasi baru di sektor  minyak kelapa sawit sejak September 2009. Masa jeda ini digunakan untuk mempelajari pengalaman dan melakukan konsultasi dengan para pemangku kepentingan. Dengan diadopsinya Kerangka kerja dan Strategi yang baru pada 3 April 2011, Bank Dunia akan kembali terlibat di sektor minyak kelapa sawit.

Menurut Rachel Kyte, IFC Vice President for Business Advisory Services“Melalui proses konsultasi global dalam satu tahun terakhir, para pemangku kepentingan menginginkan agar Kelompok Bank Dunia mendukung sebuah model finansial baru dalam sektor ini agar dapat membawa manfaat bagi masyarakat miskin serta melindungi lingkungan hidup. Ini yang menjadi komitmen kami.”

Konsultasi pemangku kepentingan difokuskan pada isu-isu sosial dan lingkungan hidup yang dihadpi sektor minyak kelapa sawit, serta peran yang bisa dimainkan Kelompok Bank Dunia. Proses konsultasi menemukan bahwa para pemangku kepentingan melihat Kelompok Bank Dunia memiliki peran yang penting untuk mendukung petani kecil dan mengentaskan kemiskinan, juga untuk meningkatkan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan dengan membantu melindungi hutan, keanekaragaman hayati dan kelompok masyarakat rentan.

“Meskipun Bank Dunia hanya pemain kecil dalam sektor minyak kelapa sawit, kami bisa berkontribusi meningkatkan aspek berkelanjutan sektor ini,” kata Inger Andersen, World Bank Vice President for Sustainable Development. Fokus kami memberi dukungan kepada petani kecil dan meningkatkan produktivitas bisa membantu masyarakat miskin di pedesaan sekaligus membantu lingkungan hidup.”

Risiko terbesar yang dihadapi petani kecil adalah tertutupnya peluang bagi mereka karena pasar tumbuh cepat ke arah minyak kelapa sawit yang memiliki sertifikasi. Semakin banyak pembeli dan pengguna minyak kelapa sawit yang telah memberi komitmen untuk 100% menggunakan sumberdaya yang berkelanjutan.

Di bawah kerangka kerja yang baru, Kelompok Bank Dunia akan bekerjasama dengan petani kecil untuk membantu mereka memenuhi persyaratan sertifikasi dengan memperkuat organisasi petani penghasil kecil agar mereka bisa menciptakan skema sertifikasi kelompok, juga dengan melakukan investasi pada produsen besar yang memiliki afiliasi dengan penyedia skala kecil.

Adanya moratorium telah memberi peluang bagi Kelompok Bank Dunia untuk melakukan penilaian pada sektor minyak kelapa sawit menggunakan masukan dari para pemangku kepentingan melalui proses yang transparan dan partisipatoris. Keterlibatan Bank Dunia yang baru dalam sektor diharapkan akan ikut mengurangi kemiskinan menggunakan cara-cara yang melestarikan lingkungan bagi generasi penerus, serta menghormati hak kelompok masyarakat rentan.


Api
Api

Welcome