Pada tahun 2019, Bank Dunia meluncurkan program riset dan analitis Kesetaraan Gender untuk Pertumbuhan sebagai bentuk dukungan bagi pemerintah Indonesia melalui rekomendasi reformasi dan investasi untuk mengurangi kesenjangan gender dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Program ini berfokus pada partisipasi perempuan dalam perekonomian, khususnya dengan menciptakan intervensi berbasis bukti yang dapat mengatasi tantangan utama yang dihadapi perempuan di pasar tenaga kerja dan sektor wirausaha.
Country Gender Assessment (CGA) Bank Dunia Indonesia yang dilakukan pada tahun 2020 di bawah program riset dan analitis Kesetaraan Gender untuk Pertumbuhan, memberikan gambaran luas tentang kondisi kesetaraan gender dan berbagai isu terkait perempuan di Indonesia saat ini, termasuk dalam COVID-19. CGA menjadi masukan penting bagi Kerangka Kemitraan Negara (CPF) Kelompok Bank Dunia di Indonesia periode 2021-2025 yang menyoroti gender sebagai suatu tema besar melintasi empat bidang pelibatan. Pembuatan dokumen CGS didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia (RPJMN) 2020-2024 dan berfokus pada dua bidang asesmen: Pertumbuhan dan Partisipasi Ekonomi Perempuan, serta Peningkatan Modal Manusia melalui Kesetaraan Gender.
Beberapa isu utama muncul berdasarkan analisis yang dilakukan, baik dalam penyusunan CGA maupun pada tahun pertama implementasi program riset dan analitis Kesetaraan Gender untuk Pertumbuhan. Pertama, sementara Indonesia secara aktif berupaya meningkatkan daya saing dan menciptakan lapangan kerja melalui berbagai kebijakan dan program pasar tenaga kerja, pada banyak program tersebut terjadi bias yang mengarah kepada pembedaan jenis kelamin dalam pekerjaan yang mengakibatkan perempuan digiring ke arah pekerjaan-pekerjaan dengan produktivitas dan upah yang lebih rendah.
Kedua, karena Indonesia sedang menjalani transisi menuju ke lebih banyak pekerjaan kelas menengah dan pertumbuhan yang lebih besar di bidang manufaktur dan jasa, maka hubungan antara pekerjaan dengan perawatan keluarga semakin mengemuka sebagai kendala gender. Analisis Bank Dunia telah menyoroti tidak terpenuhinya kebutuhan perawatan yang berdampak pada keluarga yang memiliki anak, terutama yang dibebankan kepada perempuan. Untuk memenuhi kebutuhan perawatan tersebut, banyak perempuan keluar dari pasar tenaga kerja dan sebagian besar kembali lagi dengan menjadi pengusaha skala kecil atau pekerja mandiri.
Ketiga, perempuan menguasai sekitar 60 persen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Akan tetapi, hal ini cenderung lebih banyak terjadi pada usaha mikro, dengan lebih sedikitnya perempuan daripada laki-laki yang memiliki usaha kecil dan menengah. Menurut studi dari IFC, 15 persen perempuan Indonesia yang memiliki usaha kecil dan menengah memiliki “cita-cita pertumbuhan yang tinggi” dibandingkan dengan hanya 5 persen secara global. Banyak dari cita-cita pertumbuhan ini terhambat oleh akses yang lebih rendah terhadap kredit dan pasar, dibandingkan dengan usaha yang dimiliki oleh laki-laki. Membuka layanan keuangan menjadi sangat penting untuk mendorong kewirausahaan perempuan.
Terakhir, pandemi COVID-19 berdampak parah dan signifikan terhadap lapangan kerja dan pasar tenaga kerja secara global, termasuk di Indonesia. Analisis awal yang dilakukan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa di Indonesia, terlihat dampak yang berbeda disbanding dengan banyak negara berpenghasilan menengah dan menengah ke atas lainnya, terutama bagi perempuan. Analisis awal menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki yang kehilangan pekerjaan daripada perempuan di Indonesia, tidak seperti pola di banyak negara lain. Asesmen lebih lanjut diperlukan untuk memahami dinamika gender seputar dampak COVID-19 dan menelusuri dampak tersebut ketika negara mulai berfokus pada pemulihan ekonomi.
Program Kesetaraan Gender untuk Pertumbuhan ini bertujuan untuk menghasilkan basis bukti dan mengatasi kesenjangan pengetahuan utama dalam upaya mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengurangi kesenjangan partisipasi angkatan kerja perempuan sebesar 25 persen pada tahun 2025. Hal ini akan berkontribusi pada pencapaian tujuan Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan transisi menuju pekerjaan kelas menengah, serta mendukung tujuan jangka panjang negara dalam pembangunan ekonomi inklusif secara keseluruhan maupun kesetaraan gender.
Webinar Women in Leadership (WIL)
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran dan melibatkan para pemangku kepentingan di seputar isu-isu yang berkaitan dengan Kesetaraan Gender dan Pertumbuhan Ekonomi, Bank Dunia di Indonesia telah memprakarsai serangkaian diskusi panel Women in Leadership (WIL) yang akan mempertemukan perempuan-perempuan Indonesia yang berpengaruh untuk berbagi pengalaman mereka dalam berbagai peran kepemimpinan.
Seri webinar WIL akan mempertemukan tokoh-tokoh perempuan yang disegani di berbagai bidang maupun sektor untuk:
- Membahas isu-isu topikal yang berkaitan dengan kesetaraan gender, termasuk perempuan di tampuk kepemimpinan, dan
- Membahas peluang dan tantangan untuk mencapai kesetaraan gender yang lebih baik dalam menghadapi COVID di Indonesia.