Skip to Main Navigation
Results Briefs20 Januari 2023

PAMSIMAS: Meningkatkan Cakupan Layanan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat Penyandang Disabilitas di Pedesaan di Indonesia

The World Bank

Sarana sanitasi dengan desain yang mempertimbangkan penggunaan bagi masyarakat penyandang disabilitas di desa Bangunharja, Jawa Barat.

Photo: PAMSIMAS PMU

Sinopsis

Sejak tahun 2006, PAMSIMAS, suatu program nasional penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat pedesaan, telah memberikan manfaat peningkatan akses kepada air layak minum bagi 24 juta jiwa dan sanitasi layak bagi 16 juta jiwa. Pada akhir Desember 2021, PAMSIMAS aktif di lebih dari 80 persen kabupaten di Indonesia. Sejak tahun 2016 PAMSIMAS menerapkan pendekatan inklusif disabilitas untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat penyandang disabilitas.

Tantangan

Walaupun PAMSIMAS telah meningkatkan akses layanan air bersih dan sanitasi, masih banyak masyarakat penyandang disabilitas di Indonesia yang belum merasakan manfaatnya karena kurangnya fasilitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka. Banyak penyandang disabilitas tidak diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan terkait layanan publik, dan seringkali fasilitas umum tidak dilengkapi dengan fitur-fitur akses bagi mereka.

Sebagian besar fasilitas air, sanitasi dan kebersihan di rumah dan sarana umum direncanakan dan dibangun tanpa mempertimbangkan kebutuhan masyarakat penyandang disabilitas. Akibatnya berbagai sarana tersebut sulit diakses secara mandiri dan tanpa bantuan.Di desa-desa PAMSIMAS, kurang lebih satu persen anggota masyarakat teridentifikasi sebagai penyandang disabilitas, dan kurang dari tiga persen masyarakat penyandang disabilitas tersebut memiliki akses memadai terhadap fasilitas air, sanitasi dan kebersihan.

 

Pendekatan

Tujuan pembangunan program ini adalah untuk meningkatkan akses layanan air bersih dan sanitasi berkelanjutan bagi masyarakat desa dan wilayah pinggiran kota yang belum terlayani. Pada tahun 2016, PAMSIMAS melaksanakan kegiatan percontohan dalam menerapkan pendekatan inklusif disabilitas di 59 desa. Kegiatan percontohan ini dilanjutkan dengan penyusunan berbagai pedoman dan pelaksanaan kegiatan pelatihan/ peningkatan kapasitas bagi para fasilitator dan konsultan untuk mendukung perluasan pelaksanaan penerapan pendekatan inklusif disabilitas. Sejak tahun 2018, pendekatan inklusif disabilitas telah diarusutamakan sebagai bagian dari pelaksanaan proyek, untuk memastikan akses universal kepada fasilitas air bersih dan sanitasi di seluruh desa PAMSIMAS. Suatu prosedur operasional standar disusun dan digunakan sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan penerapan pendekatan secara efektif. Pada akhir Desember 2021, sebanyak 10.676 desa telah menerapkan pendekatan inklusif disabilitas. Proyek PAMSIMAS juga memperlihatkan bahwa penerapan pendekatan inklusif disabilitas sejak tahap perencanaan jauh lebih murah dibandingkan melakukan perubahan atau modifikasi sarana yang sudah terbangun.

Image
24.4 juta

penduduk mendapatkan manfaat peningkatan akses kepada air bersih layak dan 16.4 juta mendapatkan manfaat peningkatan akses kepada fasilitas sanitasi.

Pencapaian

 

Kisah Penerima Manfaat /Kutipan Pernyataan

The World Bank
Devina hendak menggunakan sarana sanitasi di sekolahnya.
Devina, seorang pelajar penyandang disabilitas, menggunakan kursi roda. Sebelum PAMSIMAS, setiap hendak menggunakan toilet, Devina harus dibantu oleh gurunya atau menunggu bantuan orang lain untuk bisa menaiki tangga. “Sekarang saya sangat senang karena bisa ke toilet sendiri dan tidak perlu dibantu orang lain.” Kata Devina.

“PAMSIMAS mengutamakan inklusifitas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan dalam pengelolaan sistem. Saya terlibat dalam merencanakan infrastruktur yang dibangun dan aktif terlibat dalam organisasi masyarakat yang mengelola sistem tersebut. Melalui PAMSIMAS, lebih dari 100 rumah tangga di desa saya sekarang mendapatkan akses air bersih yang layak di rumah masing-masing.”

 

Kontribusi Bank Dunia

Dukungan pendanaan Bank Dunia untuk PAMSIMAS (PAMSIMAS I hingga PAMSIMAS III) disediakan oleh International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dengan jumlah total kontribusi sebesar US$537 juta (sekitar Rp8,055 triliun), atau setara dengan sekitar 32 persen dari total biaya proyek.

 

Mitra

PAMSIMAS melibatkan lima direktorat jenderal: Ditjen Kesehatan Masyarakat (Kementrian Kesehatan), Ditjen Bina Pembangunan Desa dan Ditjen Bina Pembangunan Daerah (Kementerian Dalam Negeri), Ditjen Cipta Karya (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), dan Ditjen Inovasi Teknologi Desa (Kementerian Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal). Selain itu PAMSIMAS juga melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, pihak swasta, dan organisasi lembaga swadaya masyarakat. Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negri dan Perdagangan (DFAT) memberikan dukungan dana perwalian sebesar kurang lebih US$96 juta (Rp1,44 triliun). DFAT juga berkontribusi dalam memperkenalkan dana hibah insentif bagi kelompok pengelola sistem penyedia air minum dan sanitasi (KPSPAMS) desa yang berkinerja sangat baik, pengembangan teknologi pengolahan air di wilayah gambut, dan penerapan pendekatan inklusif disabilitas.

 

Rencana ke Depan

Proyek PAMSIMAS yang didanai Bank Dunia dan DFAT telah selesai pada tanggal 31 Agustus 2022. Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) melanjutkan pelaksanaan program dengan pendanaan sendiri, memperluas cakupannya ke sekitar 1.800 desa pada tahun 2022. BAPPENAS memimpin diskusi multi pihak dalam menyusun kebijakan dan panduan untuk keberlanjutan penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat, dan berencana untuk meluncurkan beberapa surat edaran kesepakatan kementerian di bulan Agustus 2022.