Skip to Main Navigation
SIARAN PERS20 Desember 2022

Bank Dunia Menyetujui Dukungan untuk Meningkatkan Ketahanan Banjir dan Pengelolaan Risiko di Indonesia

WASHINGTON, DC, 20 Desember 2022 – Pada tanggal 19 Desember 2022 Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman senilai US$400 juta untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia melindungi sekitar 6,3 juta masyarakat perkotaan di seluruh Indonesia dari kerusakan yang disebabkan oleh banjir dan untuk memperkuat pengelolaan ketahanan banjir nasional.

Proyek Ketahanan Banjir Perkotaan Nasional (National Urban Flood Resilience Project, NUFReP) akan membantu berbagai kota mengurangi risiko banjir dengan meningkatkan kapasitas pengelolaan risiko banjir di tingkat kota dan nasional, serta melalui Investasi untuk penanganan risiko banjir di perkotaan yang terintegrasi. Proyek ini juga akan mendukung pemerintah dalam menyusun dan menjalankan program ketahanan banjir perkotaan secara nasional.

Banjir telah menimbulkan lebih banyak kerugian bagi masyarakat dan properti di Indonesia dibandingkan bencana alam lainnya selama 20 tahun terakhir. Sementara, masyarakat miskin dan rentan, yang cenderung tinggal di kawasan yang terekspos, tanpa akses kepada layanan dasar dan dukungan keuangan, dan tanpa sumber daya keuangan yang dibutuhkan untuk pulih dari kerugian yang ditimbulkan, biasanya adalah mereka yang mengalami kerugian paling besar. Seperempat dari penduduk Indonesia (76 juta orang) tinggal di kawasan bajir berisiko tinggi, di mana sebagian besar dari mereka (42,6 juta orang) adalah penduduk miskin. Banjir di kota Bima, NTB, pada tahun 2016 memaksa lebih dari dua pertiga penduduknya dievakuasi dan mengakibatkan kerugian senilai lebih dari US$65 juta; banjir di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tahun 2021 berdampak kepada lebih dari 100.000 penduduk dan merusak lebih dari 35.000 rumah.

Program ketahanan banjir perkotaan nasional yang didukung oleh NUFReP akan menyertakan beberapa pilihan tindakan terintegrasi untuk membantu kota-kota dengan risiko banjir dan iklim yang berbeda-beda. Program ini akan menjadi program payung di tingkat nasional untuk membantu mengkoordinasikan sumber-sumber pendanaan dan berfungsi sebagai suatu pusat pengetahuan untuk membantu kota-kota di Indonesia dalam meningkatkan praktik-praktik baik mereka dan melanjutkan peningkatan kebijakan, praktik, maupun inovasi di sektor ini.

“Melalui NUFReP, pelaksanaan pendekatan abu-abu dan biru-hijau yang saling melengkapi secara terpadu, seperti membangun dengan alam, memiliki potensi untuk mendatangkan berbagai manfaat bagi kota-kota kita, lebih dari sekedar upaya pengurangan risiko banjir saja,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  Jarot Widyoko. “Proyek ini juga akan mencapai keseimbangan antara tindakan-tindakan yang dirancang dengan yang bersifat non-struktural, seperti misalnya sistem peringatan dini serta perencanaan pembangunan dengan informasi risiko, yang akan membantu baik perkotaan maupun penduduknya memitigasi dan mempersiapkan diri secara lebih baik dalam menghadapi kejadian banjir di masa mendatang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Dalam Negeri berkomitmen untuk menyukseskan proyek ini, yang diharapkan dapat sekaligus membangun kapasitas daerah serta komunitas praktik pengelolaan banjir lintas lembaga.”

Proyek NUFReP diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat di kota Banjarmasin, Bima, Gorontalo, Manado di Sulawesi Utara, Medan di Sumatera Utara, dan Semarang di Jawa Tengah. Proyek ini akan dimulai dengan mendukung kajian-kajian analitis mengenai risiko banjir dan  perencanaan serta penyusunan basis pengetahuan yang luas untuk mengembangkan serangkaian rencana strategis ketahanan banjir multi-tahun dan multi-sektor secara terpadu. Kemudian, proyek ini akan mendukung pelaksanaan pendekatan multi-sektor yang terintegrasi terkait ketahanan banjir perkotaan. Terakhir, proyek ini akan menopang program nasional pengelolaan dan pelaksanaan proyek dengan meningkatkan kapasitas pengelolaan risiko banjir perkotaan dan dengan meningkatkan koordinasi serta pembagian data dan pengetahuan antar lembaga dan antar kota.

“Bank Dunia siap membantu Pemerintah Indonesia dalam memperkuat ketahanan banjir Indonesia dalam jangka pajang melalui Investasi secara terpadu untuk kesiapsiagaan dan ketahanan bencana,” kata Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.  “Melalui NUFReP, kapasitas pemerintah lokal untuk menangani banjir di daerah perkotaan, melakukan model penanganan risiko banjir, serta mekanisme pendanaan inovatif diharapkan dapat mengalami peningkatan. Untuk mengatasi ketidaksetaraan gender serta membangun ketahanan masyarakat terhadap banjir, proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan, baik dalam perancangan kebijakan maupun sub-proyek.”

NUFReP akan berkontribusi bagi tercapainya visi Pemerintah mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera, juga dua tujuan Bank Dunia untuk memberantas kemiskinan ekstrim serta meningkatkan kesejahteraan yang merata. Dengan mengalokasikan dana untuk tujuan pengurangan risiko banjir sebelum bencana tersebut terjadi, proyek ini bertujuan untuk menyelamatkan jiwa, mengurangi kerugian akibat bencana, dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.

SIARAN PERS NO: 2023/038/EAP

Kontak

Washington
Nicholas Keyes
+1 (202) 473-9135
Lestari Boediono
+62-21-5299-3156

Blog

    loader image

TERBARU

    loader image