ARTIKEL

Indonesia: Sekolah yang Akuntabel Melahirkan Siswa yang Lebih Baik

09 Juni 2011

PESAN UTAMA
  • Manajemen berbasis sekolah yang memberikan otoritas operasional pada sekolah akan membuat hasil belajar siswa lebih baik
  • Melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bank Dunia mendukung pemerintah untuk menjalankan manajamen berbasis sekolah.

Jakarta, 9 Juni, 2011 – Ketika sekolah memiliki kontrol penuh atas anggaran dan diawasi oleh komite sekolah dan orang tua, hasilnya bisa terlihat nyata pada prestasi atau hasil belajar siswa. Hal ini terjadi secara umum di berbagai belahan dunia. Menurut Organisasi untuk Program Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan untuk Penilaian Siswa Internasional atau Organization for Economic Cooperation and Development's Program for International Student Assessment (PISA), siswa di sekolah yang memiliki otonomi dan akuntabilitas menunjukkan hasil tes berstandar internasional yang lebih baik. Pemerintah setempat dapat berperan dalam memberikan dukungan dan pemantauan, namun yang terbaik adalah jika sekolah itu sendiri yang mengelola operasional sekolahnya.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menyelenggarakan seminar sehari yang membahas mengenai hubungan antara akuntabilitas sekolah dengan prestasi siswanya. Melalui dukungannya dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bank Dunia mendukung Pemerintah Indonesia untuk menerapkan manajemen berbasis sekolah. Seminar ini menjadi ajang untuk berbagi berbagai temuan mengenai penerapan manajemen berbasis sekolah di Indonesia serta berbagai negara lainnya.

Tidak hanya siswa yang memperoleh manfaat manajemen berbasis sekolah
 “Bukti baru dari berbagai studi internasional menunjukkan bahwa manajemen berbasis sekolah itu tidak mahal dan efektif secara biaya, dan mekanisme akuntabilitas merupakan kunci untuk meningkatkan prestasi siswa,” ujar Harry Anthony Patrinos, Kepala EkonomPendidikan (Lead Education Economist) di Bank Dunia. "Menurut hasil temuan dari berbagai negara, manajemen berbasis sekolah dapat meningkatkan prestasi siswa melalui pemberdayaan orang tua, penyaluran suara komunitas, dan selain itu juga merupakan pendekatan yang efektif secara biaya.

Hetty Cislowski, konsultan dari AuSAID, berbagi pelajaran yang didapat dari pengalaman penerapan manajemen berbasis sekolah selama 20 tahun di Australia. Saat ini kepala sekolah bertanggungjawab atas kinerja sekolah, membuat keputusan atas pemanfaatan sumberdaya, dan menjelaskan kepada para orang tua dan provinsi, berdasar pada hasil percobaan dan proyek awal yang telah dilakukan di berbagai provinsi selama beberapa tahun sebelumnya. “Keuntungan dari manajemen berbasis sekolah adalah pada adanya otonomi dan tanggungjawab pada sekolah; sebagai pintu masuk bagi kerjasama dengan komunitas, dan sebagai pendorong bagi peningkatan kemajuan sekolah dan akuntabilitas bagi provinsi.”


Hasil dari Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia 

Pada kesempatan ini, Dandan Chen, Ekonom Senior (Senior Economist) dari Bank Dunia juga memaparkan hasil temuan mutakhir mengenai manajemen berbasis sekolah di Indonesia. Studi tersebut menemukan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia dan terutama kepala sekolahnya, mempunyai peran yang kuat, dan komite sekolah pada dasarnya bisa memainkan peran yang lebih dalam mengawasi peningkatan kualitas sekolah. Pada saat ini, orang tua umumnya hanya berurusan dengan sekolah untuk hal-hal yang berkaitan dengan anaknya saja, dan komite sekolah juga cenderung berfokus pada urusan memperbaiki fasilitas sekolah. Kepala Sekolah dan pejabat Pemerintah tidak ditekan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dan pengawas harus menggunakan standar yang jelas untuk evaluasi para kepala sekolah dan guru.

Menurut Brian Spicer, seorang konsultan dari program pendidikan AusAID di Indonesia, AIBEP:"Pendekatan Pembangunan Sekolah Menyeluruh yang telah kami terapkan selama 4 tahun terakhir telah meningkatkan manajemen berbasis sekolah, kualitas pembelajaran dan partisipasi masyarakat, tapi hal ini perlu dipertahankan melalui sebuah cara yang sistemik jika kita ingin peningkatan kualitas ini dapat berkelanjutan.”

Beberapa tema muncul dari presentasi dan diskusi ini. Salah satunya adalah mengenai pentingnya komunikasi: kepala sekolah perlu untuk menjelaskan kepada orangtua dan komite sekolah mengenai apa yang diharapkan dari mereka, dan pejabat pemerintahan juga harus menjelaskan ke sekolah mengenai apa yang diharapkan dari sekolah tersebut, sehingga semua pihak mempunyai pemahaman yang sama tentang otonomi dan akuntabilitas serta bagaimana mempraktikannya. Tema lain adalah mengenai pentingnya fleksibilitas: ketika sekolah memiliki fleksibilitas dalam menggunakan dana, mereka dapat membuat keputusan yang efektif yang dapat memajukan kehidupan sekolah. Terlalu banyak kontrol dari pemerintah hanya akan mengurangi fleksibilitas dan otonomi sekolah. Akhirnya, perlu dipahami bahwa memperkuat manajemen berbasis sekolah, membangun kapasitas dan belajar bagaimana untuk mengelola dana membutuhkan waktu.

“Jika kita ingin siswa-siswa di Indonesia untuk berprestasi lebih baik, kita perlu untuk memberikan sekolah kewenangan dalam mengelola dana BOS dengan cara mereka sendiri. Temuan PISA mengisyaratkan bahwa suksesnya program BOS di Indonesia sampai dengan tahun 2010 lalu adalah karena dana tersebut ditransfer secara langsung ke sekolah masing-masing dari pemerintah pusat,” ujar Mae Chu Chang, Kepala bagian pendidikan (Lead Educator) di Bank Dunia, Indonesia. 
Peserta seminar berasal dari berbagai lembaga pemerintah dan agensi internasional. Seminar ini didukung dengan pendanaan dari pemerintah Kerajaan Belanda dan Uni Eropa melalui dana hibahBasic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF)


Api
Api

Welcome