SIARAN PERS

Indonesia dalam posisi lebih baik dalam menghadapi gejolak

04 Oktober 2011




Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi penurunan outlook ekonomi global

Jakarta, 4 Oktober 2011 – Indonesia tetap berada pada posisi yang kuat untuk menghadapi masalah-masalah ekonomi internasional, walaupun adanya gejolak akhir-akhir ini di pasar keuangannya, , menurut Bank Dunia dalam Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia terbaru yang diluncurkan hari ini. Seperti di emerging markets lainnya, penurunan outlook pertumbuhan global dan perkembangan pasar keuangan internasional menyebabkan aliran keluar modal portofolio dan turunnya pasar saham secara signifikan di Indonesia selama dua bulan terakhir. Pasar keuangan internasional kemungkinan akan tetap bergejolak dalam jangka pendek, tetapi pertumbuhan Indonesia yang di dorong domestik, kuatnya posisi fiskal, akumulasi cadangan devisa dan kinerja pasar keuangannya yang telah diperkuat membuat Indonesia berada pada posisi yang kuat untuk menghadapi goncangan-goncangan eksternal.

“Seperti negara-negara se-kawasan, pasar keuangan Indonesia tidak kebal terhadap goncangan eksternal. Akan tetapi, sementara banyak negara di dunia mengalami penurunan tajam pada posisi fiskal dan neraca keuangan sektor swasta sejak tahun 2008, Indonesia tetap menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat,” kata Shubham Chaudhuri, Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia. “Fundamental ekonomi makro Indonesia yang kokoh merupakan pertahanan utama dalam menghadapi gejolak pasar yang terus berlangsung. Dalam kondisi saat ini, menghindari ketidakpastian kebijakan dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan terhadap goncangan pasar keuangan menjadi lebih penting bagi Indonesia.”

Investasi dan konsumsi swasta domestik Indonesia mendukung pertumbuhan PDB sebesar 6,5 persen pada dua kuartal pertama tahun 2011. Dengan turunnya inflasi harga bahan pangan sepanjang tahun, inflasi IHK telah turun di bawah 5 persen. Kuatnya landasan ekonomi domestik merupakan satu faktor yang menarik aliran masuk PMA dan modal portofolio dalam jumlah yang cukup besar selama tahun 2010 dan paruh pertama tahun 2011. Melihat ke depan, proyeksi baseline Bank Dunia untuk pertumbuhan adalah 6,4 persen untuk tahun ini dan tetap kuat pada 6,3 persen untuk tahun 2012. Proyeksi pertumbuhan yang sedikit lebih rendah untuk tahun depan mencerminkan penurunan permintaan eksternal dan melemahnya harga-harga komoditas internasional.

“Eksposur perdagangan langsung Indonesia terhadap penurunan yang dialami pasar-pasar di AS dan Uni Eropa relatif terbatas dibanding negara-negara lain se-kawasan. Akan tetapi aliran masuk modal ke Indonesia tetap terpengaruh oleh perubahan sentimen investor. “Yang benar-benar mampu menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih kuat pada masa-masa gejolak dunia saat ini adalah kualitas dari respon kebijakannya,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle. “Berlanjutnya kemajuan reformasi struktural yang penting, seperti reformasi subsidi energi dan pembebasan tanah, dan peningkatan infrastruktur, tidak hanya akan membantu mengangkat prospek pertumbuhan Indonesia menjadi lebih tinggi tetapi juga dapat mendorong kepercayaan investor dalam jangka pendek.”

Kontak Media
Dalam Jakarta
Randy Salim
Telepon: (62-21) 5299-3259
rsalim1@worldbank.org
Dalam Washington D.C.
Mohamad Al-Arief
Telepon: (1-202) 458-5964
malarief@worldbank.org



Api
Api

Welcome