Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Peduli yang dilaksanakan secara nasional: Peduli terhadap Mereka yang Tidak Nampak.

04 April 2013


Image

Pelatihan terhadap wanita kurang mampu menjadikan mereka lebih mandiri, memberdayakan agar mereka lebih mendukung satu sama lain dan lebih bersuara di masyarakat.

Nugroho Sunjoyo / World Bank

Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM) Peduli, Pemerintah Indonesia, dengan dukungan dari PNPM Support Facility, telah berhasil memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan sehingga menjadi lebih mandiri dan hidup lebih bermartabat, dan menikmati kualitas hidup yang lebih besar. Tujuan program ini adalah memperkuat kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Indonesia agar mampu mencapai dan memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan untuk memperbaiki kondisi sosial-ekonomi mereka. Pada tahun pertama, PNPM Peduli telah membantu lebih dari 12.000 orang terpinggirkan mendapatkan keterampilan baru, akses informasi, akses layanan, membangun kepercayaan serta menciptakan peluang baru untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Tantangan
Pertumbuhan yang inklusif serta mampu mewujudkan potensi semua warga negara dalam pembangunan ekonomi dan sosial merupakan sasaran prioritas utama bagi pemerintah Indonesia, sebagaimana tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pada saat yang sama, pemerintah juga mengakui bahwa masyarakat yang terpinggirkan merupakan aset nasional yang kurang dimanfaatkan, dan sering mereka ini mendapatkan lebih sedikit manfaat dari program pengentasan kemiskinan dan pelayanan publik dibandingkan anggota masyarakat lainnya.

PNPM Peduli adalah "membuka belenggu” masyarakat terpinggirkan dengan memberdayakan mereka agar menjadi lebih mandiri dan memiliki peluang meningkatkan kondisi sosio-ekonomi mereka sendiri. Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) memiliki keunggulan komparatif dan juga sekaligus mereka berada di akar rumput yang memampukan mereka menjangkau kelompok-kelompok ini. Namun banyak OMS ini yang memiliki kapasitas terbatas dalam memberikan kualitas mentoring dan pelatihan, dan sering beroperasi dengan anggaran yang sangat terbatas. Mengatasi akar penyebab keberpihakan sosial tidak hanya soal meningkatkan mata pencaharian, tapi tentang bagaimana sepenuhnya mengintegrasikan para individu terpinggirkan ke dalam kehidupan masyarakat luas, yaitu meningkatkan partisipasi mereka, menghapus hambatan sosial, membalikkan stigma dan mengubah pola pikir banyak pihak.



 

 

 

 

 

 

 


Solusi
PNPM Peduli memberdayakan mereka yang terpinggirkan agar bisa lebih mandiri, hidup lebih bermartabat dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Program ini menyediakan dana hibah untuk disalurkan ke lembaga OMS tingkat nasional dan lokal yang kemudian bekerja dengan berbagai kelompok individu terpinggirkan di kawasan pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Pada Juni 2011, dana tersebut disalurkan ke tiga OMS nasional, yang bertindak sebagai Pelaksana Organisasi (Executing Organization -EO): yaitu Association for Community Empowerment (ACE), Kemitraan untuk Tata Pemerintahan (Kemitraan), dan Lakpesdam NU, yaitu Lembaga penelitian dan pengembangan sumber daya manusia Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi berbasis agama terbesar di Indonesia. Tiga EO tersebut kemudian memberikan hibah kepada para mitra mereka, yaitu OMS lokal atau cabang NU untuk kemudian merancang dan melakukan kegiatan bagi berbagai kelompok terpinggirkan, serta untuk membangun kapasitas mitra OMS lokal tersebut. Kegiatan yang dimulai pada bulan Oktober 2011 tersebut, yang saat ini masih dalam tahap uji coba, sudah mendukung 72 organisasi Indonesia yang bekerja di 231 desa, 91 kabupaten/kota dan  24 provinsi. Lebih dari 12.000 individu terpinggirkan telah menikmati manfaatnya, yaitu para anggota dari 404 kelompok berbasis masyarakat.


Image

Dengan dukungan pelatihan dan modal untuk membuat kue, Ibu Widi kini mampu menghidupi keluarganya setelah suaminya meninggal. 

Nugroho Sunjoyo / World Bank

Pencapaian
Selama fase uji coba ini, hasil dan manfaat yang signifikan berikut telah didapatkan dari program PNPM Peduli:

  • Sejak Januari 2012, OMS/cabang NU telah mendukung pendirian 71 kelompok usaha (yang melibatkan 1.600 anggota) yang dijalankan oleh kelompok-kelompok marginal, yaitu meliputi kegiatan produktif seperti menjahit, katering, pembuatan batu bata, kerajinan tangan, pertanian organik, unggas organik, budidaya rumput laut dan perdagangan;
  • Lima OMS telah membantu 17 kelompok perempuan (total 385 anggota) lewat penyediaan alat-alat usaha, perlengkapan dan sewa ruangan, pelatihan bisnis dan pelatihan keterampilan untuk membantu mereka memulai bisnis sendiri melalui pengaturan pinjaman bergulir. Kelompok-kelompok ini sekarang sudah menjalankan bisnis binatu, kedai kopi, counter kartu pulsa telepon dan produk-produk pangan/makanan;
  • Di Jakarta Timur, 182 anak jalanan telah mendapatkan akte kelahiran mereka, 266 orang tua telah menerima kartu Jamkesmas (kartu sehat), dan 150 anak putus sekolah kini mengikuti kelas-kelas pendidikan non-formal;
  • Di Provinsi Jambi, 75 kelompok masyarakat adat di tiga kabupaten Jambi telah menerima pemeriksaan kesehatan untuk pertama kalinya dari penyedia layanan kesehatan setempat;
  • Di tiga kabupaten di Nusa Tenggara Timur, 134 pria dan wanita yang tinggal di daerah terpencil mengikuti pemeriksaan medis klinik setempat untuk deteksi infeksi menular seksual, termasuk HIV dan AIDS. Layanan lain juga diperluas meliputi pendidikan untuk pencegahan, pembagian kondom gratis, pemahaman tentang pencegahan dan pengobatan infeksi menular seksual (IMS) serta HIV-AIDS

" Sebelumnya setiap saat saya berjalan melewati desa, orang-orang jalanan akan berbisik, “Tuh ada Jablay”. Saya seperti tidak dianggap manusia. Melalui Bandung Wangi, saya bertemu teman-teman saya, belajar berbicara di depan umum, dan sekarang bahkan memiliki counter pulsa. Ini semua seperti mimpi. "

Ani

Ani adalah seorang mantan pekerja seks di Jatinegara Jakarta Timur.

Kontribusi Grup Bank Dunia
PNPM Peduli adalah program pemerintah Indonesia, dan didanai oleh multi donor trust fund dan disampaikan sebagai 'percontohan inisiatif' melalui PNPM Support Facility (PSF), yang dikelola oleh Bank Dunia. Anggaran awal sebesar US$ 4.215.000 telah disetujui oleh Joint Management Committee (JMC) pada bulan Januari 2010, untuk mengembangkan rancangan proyek, prosedur operasional dan hibah yang disalurkan ke tiga EO untuk pelaksanaan tahap 1. Sebanyak US$ 5,5 juta telah dialokasikan pada April 2012, menjadikan total investasi PNPM Peduli dalam tahap uji coba ini US$ 9.715.000

 

Mitra
Sejak awal dimulainya, Peduli telah bermitra dengan 72 OMS di Indonesia yang terdiri dari 3 EO, 3 Mitra Perantara (Intermediary Partner - IP), 36 OMS lokal dan 30 cabang Lakpesdam NU. Para mitra ini bekerja di 91 kabupaten/kota dan 24 provinsi dengan berbagai kelompok yang terpinggirkan, termasuk masyarakat adat, perempuan pengusaha mikro, petani ,nelayan, pemulung, anak jalanan, pekerja seks, mantan tahanan politik, pekerja migran, perempuan dan anak beresiko perdagangan, gay ,transgender, korban kekerasan dalam rumah tangga, anak-anak yang dipenjara dan orang dengan HIV-AIDS (ODHA).

PNPM Support Facility didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Australia (AusAID), Badan Pembangunan Internasional Kanada (CIDA), Badan Pembangunan Internasional Denmark (DANIDA), [SS1] US Agency for International Development, Uni Eropa, Pemerintah Belanda, UKAID, dan dikelola oleh World Bank/Bank Dunia

Masa Depan
Periode bulan Agustus sampai dengan Oktober 2012, tim review eksternal telah melakukan penilaian program untuk mempersiapkan pelaksanaan PNPM Peduli tahap II. Penilaian tersebut menyimpulkan bahwa PNPM Peduli dalam tahap uji coba ini tetap berada di jalur yang tepat, dengan menetapkan serangkaian hubungan dan sistem bisnis yang akan mendukungnya untuk bergerak maju dalam mengembangkan serta memahami pendekatan yang efektif untuk menjangkau dan memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan di Indonesia untuk masa depan. Ke depannya, berdasarkan pembelajaran dan rekomendasi yang dihasilkan oleh review eksternal tersebut, OMS tingkat nasional akan berfokus pada pengumpulan bukti dari lapangan untuk mengembangkan lebih banyak pengetahuan tentang jalur inklusi yang tepat. Tujuannya adalah agar pengetahuan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam saran kebijakan bagi pemerintah Indonesia untuk menguatkan Kementerian terkait dalam upaya mencapai target populasi yang saat ini dikecualikan dari sistem dan pelayanan publik.

 

Penerima Manfaat
"Sebelumnya setiap saat saya berjalan melewati desa, orang-orang jalanan akan berbisik, “Tuh ada Jablay”. Saya seperti tidak dianggap manusia. Melalui Bandung Wangi, saya bertemu teman-teman saya, belajar berbicara di depan umum, dan sekarang bahkan memiliki counter pulsa. Ini semua seperti mimpi."

Ani adalah seorang pekerja seks di Jatinegara Jakarta Timur. Dia sudah berupaya mencari pekerjaan lain, tapi orang-orang tahu dia seorang pekerja seks dan tidak mau mempekerjakan dia. Dengan bantuan PNPM Peduli, melalui satu OMS lokal (Bandung Wangi) Ani dan 20 pekerja seks lainnya menerima pelatihan keterampilan dan pelatihan bisnis. Bersama dengan empat teman, Ani kini meninggalkan pekerjaan lamanya dan mereka bersama-sama menjalankan bisnis counter kartu telepon (pulsa). Memang Ani tidak menghasilkan uang sebanyak sebelumnya, tapi sekarang dia aman, tidak lagi menjadi korban pelecehan seksual atau kekerasan, dan telah meningkatkan kesehatannya. Bandung Wangi membantu usaha awal kelompok-kelompok bisnis itu dengan peralatan dan sewa ruang, serta memberikan nasihat bagi bisnis yang berkelanjutan. Para wanita itu sekarang membayar kembali pinjaman ke Bandung Wangi untuk peralatan dan perlengkapan yang sudah mereka terima

*”Jablay istilah yang merendahkan, menunjuk ke seorang perempuan yang membutuhkan interaksi seksual.

 

Image
12,000
Individu yang terpinggirkan kini memiliki keahlian baru dan kesempatan lebih besar untuk berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat.


PETA PROYEK





Welcome