ARTIKEL

Mengkaji Sepuluh Tahun Bantuan Operasional Sekolah

15 Juni 2015


Image

Setelah diterapkan selama satu dekade, sebuah laporan mengkaji dampak program Bantuan Operasional Sekolah, yang berupaya membantu sekitar 43 juta siswa di Indonesia.

The World Bank

Jakarta, Indonesia, 15 Juni 2015 – Program hibah untuk sekolah yang dikenal dengan nama Bantuan Operasional Sekolah sudah beroperasi selama satu dekade. Program ini memberikan alokasi hibah kepada sekolah dan telah memberikan dampak kepada sekitar 43 juta siswa sekolah dasar dan sekolah menengah tingkat pertama di Indonesia. Bank Dunia baru-baru ini menerbitkan sebuah laporan yang mengkaji program tersebut setelah satu dekade implementasi.

Temuan utama laporan adalah sebagai berikut:

Beban keuangan bagi keluarga untuk menyekolahkan anak pada awalnya menurun

  • Setelah program BOS diperkenalkan pada tahun 2005, keluarga yang memiliki anak di sekolah dasar dan menengah tingkat pertama mengeluarkan biaya 6% lebih sedikit pada tahun pertama BOS berjalan.
  • 20% keluarga termiskin mengalami penurunan biaya terbesar, begitu pula siswa yang bersekolah di sekolah pemerintah.
  • Penghematan semakin terlihat pada tingkat sekolah menengah pertama, dimana pengeluaran keluarga termiskin turun sebanyak 30%, dibandingkan 5% untuk tingkat sekolah dasar.
  • Namun pada tahun 2009, ketika sekolah-sekolah semakin mengenal cara kerja program BOS, biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh  keluarga mulai naik. Menurut nilai biaya riil, rata-rata pengeluaran rumahtangga pada tahun 2012 menjadi 46% lebih tinggi di tingkat sekolah dasar dibandingkan pada tahun 2003 sebelum program BOS berjalan.

 

Semakin banyak anak yang bersekolah

  • Angka partisipasi pada sekolah menengah tingkat pertama, khususnya siswa termiskin, naik secara signifikan setelah adanya program BOS. Antara tahun 2000 hingga 2005 sebelum adanya BOS, tingkat partisipasi siswa miskin pada sekolah menengah tingkat pertama menjadi stagnan. Sejak program BOS berjalan, angka partisipasi siswa miskin naik sebesar 26%.
  • Program BOS diharapkan bisa meningkatkan peluang siswa untuk menyelesaikan pendidikan wajib belajar 9 tahun hingga sekolah menengah tingkat pertama. Namun, tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa program BOS telah secara signifikan meningkatkan transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama.

 

Sekolah melakukan pengelolaan sekolah dengan lebih baik

  • BOS telah membantu terbentuknya komite sekolah, dan para anggota komite diharapkan mampu ikut mengelola pendanaan program.
  • Tetapi, anggota komite sekolah jarang dimintai masukan saat pembuatan keputusan terkait alokasi anggaran BOS. Yang lebih umum terjadi adalah kepala sekolah dan guru akan menentukan alokasi dana, kemudian menyampaikan keputusan mereka kepada ketua komite sekolah untuk mendapat persetujuan.

 

Laporan ini juga mengangkat empat bidang utama untuk memperkuat peran BOS dalam meningkatkan capaian pendidikan:

Menigkatkan fokus pada perbaikan mutu pendidikan

  • Dana BOS bisa dikaitkan dengan sistem penjaminan mutu, dengan memberikan insentif bagi sekolah yang berhasil dan bisa menjaga status akreditasi tertentu.
  • Mengkaji daftar penggunaan anggaran BOS agar sekolah memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi pada hal-hal yang bisa meningkatkan mutu pendidikan. Misalnya, sekolah sebaiknya boleh menggunakan dana untuk membeli peralatan audio-visual.

 

Memperkuat fokus program pada kemiskinan

  • Indonesia adalah negara yang luas dan beragam; memberikan dana dengan jumlah yang sama untuk siswa di daerah dengan biaya hidup yang lebih tinggi adalah sesuatu yang tidak adil. Di masa depan, program BOS bisa secara berkala menyesuaikan nilai bantuan dengan mempertimbangkan perbedaan harga-harga antar daerah, juga inflasi.
  • Menggunakan BOS berformula untuk memberikan dana lebih banyak bagi sekolah yang melayani siswa miskin dan daerah tertinggal.

 

Menggunakan dana BOS dengan lebih baik lewat koordinasi dengan sumber dana lain

  • Berbagai biaya dan pungutan di luar uang sekolah terus menjadi porsi terbesar biaya pendidikan bagi keluarga. Berbagai usaha untuk mengklarifikasi aturan sumbangan sukarela harus terus dilakukan, begitu pula pertimbangan untuk memperkuat peran komite sekolah dalam mengatur jumlah sumbangan yang diminta.
  • Melakukan koordinasi dengan bantuan sekolah lainnya yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan standar sekolah agar dana yang terkumpul lebih besar dari pada yang diberikan hanya oleh BOS.

 

Merevitalisasi peran program BOS untuk memberdayakan sekolah dan masyarakat

  • Saat ini tim BOS di sekolah-sekolah bertugas mengelola dana BOS sehari-hari. Mengalihkan lebih banyak tanggung jawab ke komite sekolah dan memastikan perwakilan yang lebih baik melalui komite mempunyai potensi meningkatkan efektivitas dana BOS.



Api
Api

Welcome