publication

Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia Januari 2017 – Menjaga Momentum Reformasi




  • Ekonomi Indonesia telah berhasil melewati gejolak finansial global dan berada dalam posisi yang baik untuk mengatasi tantangan di masa depan yang bisa berdampak pada pertumbuhan. Ini semua berkat fondasi ekonomi yang kuat serta reformasi kebijakan:

o membaiknya kredibilitas fiskal dan komposisi belanja pemerintah

o inflasi yang rendah dan stabil

o pertumbuhan konsumsi swasta yang kuat

o defisit anggran, defisit transaksi berjalan, dan hutang pemerintah yang moderat.

  • Risiko-risiko bagi proyeksi perumbuhan ekonomi Indonesia:

o berlanjutnya gejolah finansial yang disertai perdagangan yang lemah dan lambatnya pertumbuhan di negara-negara dengan ekonomi maju

o berlanjutnya perlambatan ekonomi Tiongkok

o ketidakpastian kebijakan global, khususnya perjanjian dagang global serta laju normalisasi tingkat suku bunga di Amerika Serikat.

  • Proyeksi pertumbuhan PDB tidak berubah dari laporan bulan Oktober: 5,1% untuk tahun 2016 dan 5,3% untuk 2017. Pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun 2017 akan bergantung pada kenaikan investasi sektor swasta setelah adanya kemudian sektor moneter serta diberlakukannya reformasi iklim investasi.
  • Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara dengan tingkat kenaikan terbesar dalam laporan Doing Business Bank Dunia. Peringkat Indonesia naik dari 106 pada tahun 2016 menjadi peringkat 91 pada tahun 2017, yang tercapai karena membukukan reformasi untuk mempermudah memulai sebuah usaha, memperoleh sambungan listrik, membayar pajak, pendaftaran properti, mendapatkan pinjaman, penegakan kontrak serta perdagangan lintas batas. 
  • Pendapatan dari program Amnesti Pajak telah membantu memperkecil defisit anggaran di tahun 2016, tetapi pendapatan pajak di luar program amnesti melemah. APBN 2017 telah menyertakan target penerimaan yang lebih realistis, tetapi untuk mencapainya tetap memerlukan lebih banyak reformasi kebijakan dan administrasi pajak.

 

  • Akibat terbatasnya pendapatan dan defisit anggaran, meningkatkan mutu belanja menjadi mekanisme anggaran utama bagi pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan jangka pendek dan menengah. Hal ini bisa dicapai melalui dua cara:

o realokasi belanja ke sektor prioritas dengan tingkat belanja pemerintah yang rendah dan bertambahnya belanja bisa berdampak besar pada pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan (seperti infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial), dan mengurangi belanja dengan produktivitas terbatas seperti subsidi dan belanja pegawai;

o realokasi belanja di dalam sektor, khususnya pertanian dan pendidikan, ke program-program yang memiliki dampak paling tinggi untuk mencapai tujuan sektoral.

  • Edisi kali ini juga membahas sebuah studi berbasi video mengenai perilaku guru dan proses pengajaran mata pelajaran matematika untuk kelas 8. Studi ini menemukan bahwa meski proses pengajaran dengan pendekatan yang berpusat pada siswa telah dianjurkan dalam kurikulum nasional, adopsi metode pengajaran tersebut berjalan lambat. Namun studi menemukan bahwa guru-guru yang memakai metode pengajaran yang berpusat pada siswa akan membuat capaian belajar siswa meningkat. (Pengajaran yang berpusat pada siswa memberi fokus pada belajar secara interaktif, menggunakan praktik mengajar dengan meneliti dan melakukan praktik yang terkait dengan konteks dunia sehari-hari.)

 



Welcome