SIARAN PERS

Presiden Kelompok Bank Dunia Menyatakan Sanitasi Sebagai Prioritas Kunci Dalam Pengentasan Kemiskinan

11 April 2014


Kim mendesak pemimpin dunia untuk memerangi kemiskinan melalui peningkatan akses sanitasi layak

WASHINGTON, April 11, 2014 – Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim hari ini [Jumat 14:00 waktu setempat atau Sabtu 01:00 pagi WIB], pada pertemuan global dengan menteri-menteri keuangan, air dan sanitasi, mengajak para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan segera dalam penyediaan akses layanan sanitasi dasar untuk masyarakat, sebagai salah satu langkah untuk memerangi kemiskinan. Pernyataan ini diberikan menjelang Pertemuan Musim Semi Kelompok Bank Dunia-IMF.

Kita berada di sini hari ini untuk mencegah jutaan kematian yang tidak perlu – yang kebanyakan menimpa anak-anak miskin – yang diakibatkan oleh buruknya sanitasi,” demikian pernyataan Kim.

Diperkirakan sejumlah 2,5 miliar penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap jamban layak atau sarana pembuangan limbah manusia. Ini termasuk 1 miliar penduduk yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS) di sungai dan ladang, menyebarkan virus dan kuman dari tinja melalui makanan, air, dan pakaian. Keberjangkitan diare yang diakibatkan oleh hal tersebut menyebabkan kematian ribuan anak setiap harinya, dan dampak-dampak negatif lain seperti terhambatnya pertumbuhan anak. Dampak-dampak ekonomi dari kematian, penyakit, dan kerugian industri dan lingkungan tidak kalah besarnya. Dan walaupun hampir 1,9 miliar penduduk dunia telah mendapatkan akses jamban layak sejak 1990, sanitasi pada tingkat global tetap menjadi salah satu target Tujuan Pembangunan Milenium yang tidak tercapai sesuai harapan.

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sanitasi dasar, dimana setengah dari populasi masyarakat perdesaan tidak memiliki akses sanitasi layak, dan dari 57 juta orang yang melakukan BABS, 40 juta diantaranya tinggal di perdesaan. Bank Dunia secara berkelanjutan telah mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan akses sanitasi, melalui proyek-proyek air bersih dan sanitasi yang menerapkan pendekatan programatik skala kabupaten/kota.

“Pendekatan ini memperkuat lembaga-lembaga pemerintah daerah dan menggalang kerjasama antar para pemangku kepentingan untuk mewujudkan perubahan perilaku sanitasi dan peningkatan pasokan produk-produk sanitasi melalui penguatan pasar. Pendekatan berbasis kabupaten/kota seperti ini akan membantu Indonesia mencapai target cakupan sanitasi 100%,”
Kepala Perwakilan Bank Dunia Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan.

Kim menggarisbawahi bahwa Kelompok Bank Dunia tidak akan berhasil mencapai tujuannya – mengentaskan kemiskinan ekstrim pada 2030 dan meningkatkan kesejahteraan 40% kalangan termiskin – tanpa memperbaiki kondisi sanitasi, yang terkait langsung dengan kemiskinan.

Kelompok Bank Dunia akan mengerahkan sumberdayanya baik dalam hal pembiayaan maupun dalam perbaikan layanan,” demikian Kim. “Direktur Senior Bidang Air kami yang baru, Junaid Ahmad, akan bekerja dengan menteri-menteri keuangan dan semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan rencana dengan fokus global dan berkelanjutan serta komitmen untuk sanitasi dan air untuk semua. Kami akan bekerjasama dengan menteri-menteri pendidikan untuk menyediakan sarana sanitasi di semua sekolah; dengan menteri-menteri kesehatan untuk menambahkan sanitasi pada program-program kesehatan dan nutrisi; dan dengan menteri-menteri pertanian, lingkungan hidup, dan perencanaan perkotaan agar sanitasi dasar dimasukkan ke dalam perencanaan dan program-program yang menargetkan kalangan miskin.”  

Kelompok Bank Dunia akan memperkuat perannya dalam hal penciptaan dan pembagian pengetahuan, berkerjasama dengan mitra-mitra dari sektor publik maupun swasta, dan masyarakat madani. Ia menambahkan bahwa pengalaman LSM-LSM seperti BRAC di Bangladesh dan Kenya Water for Health Organization dapat dijadikan pelajaran yang bermanfaat.

Kim juga mengatakan bahwa PBB telah meletakkan dasar penting dalam peningkatan kesadaran sekaligus penetapan tujuan global terkait permasalahan penting ini. Ia menegaskan bahwa PBB dan Kelompok Bank Dunia akan menggabungkan kekuatan mereka dan berkolaborasi dengan organisasi seperti WaterAid, Toilet Hackers, Global Poverty Project, dan ONE DROP.

Kim menambahkan bahwa Kelompok Bank Dunia akan memperluas jaringan kerjasama dengan para pemangku kepentingan, termasuk dengan tokoh dan pimpinan dari sektor swasta, yang berminat memahami peran mereka dalam peningkatan layanan. Kelompok Bank Dunia telah mengadakan serangkaian diskusi dengan berbagai perusahaan mengenai bagaimana pembiayaan dan pengetahuan sektor swasta dapat dikerahkan untuk perbaikan sanitasi.

Selama tujuh tahun terakhir, Kelompok Bank Dunia telah menyalurkan lebih dari 3 miliar dolar per tahun untuk layanan air bersih dan sanitasi, dan merupakan lembaga penyandang dana multilateral terbesar untuk air dan sanitasi.

 

Kontak Media
Dalam Washington
Christopher Walsh
Telepon: (202) 473-4594
cwalsh@worldbank.org
Dalam Washington
Sheryl Silverman
Telepon: (202) 473-3297
ssilverman@worldbank.org
Dalam Jakarta
Yosa Yuliarsa
Telepon: (62-21) 5299-3179
yyuliarsa@worldbank.org


SIARAN PERS NO:
2014/437/SDN

Api
Api

Welcome