ARTIKEL

Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia, Maret 2016: Investasi Swasta Diperlukan

15 Maret 2016



  • Pertumbuhan global yang lemah pada tahun 2015 telah berdampak pada Indonesia, dengan pertumbuhan hanya sebesar 4,8% tahun lalu. Pertumbuhan Indonesia pada tahun 2015 cukup baik untuk negara pengekspor komoditas, tetapi belum cukup untuk menyerap sekitar 3 juta anak muda yang baru masuk dalam pasar tenaga kerja, juga tidak cukup untuk membalik tren pengentasan kemiskinan yang melambat.
  • Untuk mempercepat pertumbuhan, Indonesia harus mengandalkan perluasan ruang fiskal dalam jangka pendek, sambil memperkenalkan reformasi untuk memfasilitasi investasi dan mengurangi biaya berusaha untuk jangka menengah.
  • Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 5,1% untuk tahun 2016, dan 5,3% untuk tahun 2017. Proyeksi ini lebih rendah 0,2% dari proyeksi bulan Desember, akibat kondisi eksternal yang lebih lemah dari perkiraan awal, serta kemungkinan pertumbuhan pendapatan rendah yang bisa menjadi hambatan bagi rencana pemerintah untuk meningkatkan belanja.
  • Berkurangnya subsidi bahan bakar minyak, yang setara 20% belanja pemerintah pusat pada tahun 2014, menciptakan ruang fiskal untuk melakukan investasi publik yang besar – investasi pemerintah pusat naik 42% tahun-ke-tahun pada tahun 2015 – untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
  • Namun, pendapatan akan lebih rendah dari sasaran APBN 2016, akibat harga minyak dan gas yang lebih rendah dari perkiraan. Menjaga belanja modal akan memerlukan defisit fiskal di atas 2,8% dari PDB dan memangkas pengeluaran yang bukan prioritas.
  • Perluasan fiskal saja tidak bisa menaikkan pertumbuhan menjadi di atas 5%. Hal ini akan bergantung pada perbaikan aktivitas sektor swasta, khususnya investasi.
  • Pertumbuhan konsumsi masyarakat tetap moderat pada kuartal terakhir tahun 2015, sementara pendapatan dari manufaktur dan ekspor komoditas terus turun.
  • Pulihnya ekonomi Indonesia akan bergantung pada kebijakan untuk memperbaiki iklim usaha, menarik investasi swasta yang lebih banyak, serta diversifikasi ekonomi.
  • Isu-isu lain yang dibahas edisi kali ini mencakup: reformasi sektor logistik Indonesia yang berperan penting bagi membangun daerah tertinggal serta diversifikasi ekonomi; transisi ke energi berkelanjutan yang bisa didukung penyesuaian harga, regulasi, dan kebijalan investasi; juga naiknya dukungan publik untuk membuat kebijakan agar membalik tren pengentasan kemiskinan yang melambat serta naiknya ketimpangan.

Api
Api

Welcome