Hasil yang Telah Dicapai
- USD 870 juta investasi sektor swasta berhasil dimobilisasi
- 570.000 orang kini memiliki akses air bersih yang lebih baik
- Lebih dari 20.000 pelaku usaha memperluas kehadiran mereka secara daring
- 84.000+ profesional pariwisata telah tersertifikasi
- 18.000 peserta dari 155 desa wisata telah mengikuti pelatihan
- Sekitar 1,2 juta orang memperoleh pekerjaan yang lebih baik di enam destinasi utama
Tantangan yang Dihadapi
Antara tahun 2001 hingga 2012, Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat dengan rata-rata 5,6% per tahun, dan tingkat kemiskinan turun hingga setengahnya menjadi 11%. Pada 2019, tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai rekor tertinggi dalam dua dekade. Namun, sejak itu, pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja melambat. Tingkat pengangguran pemuda mencapai 20,6% pada 2022, dan hanya 53% perempuan yang aktif dalam angkatan kerja.
Padahal, sektor pariwisata menyimpan potensi besar. Menurut World Travel and Tourism Council (WTTC), setiap USD 1 juta yang dibelanjakan di sektor ini menopang USD 1,7 juta PDB dan menciptakan sekitar 200 pekerjaan, termasuk 67 pekerjaan langsung. Menariknya, 58% dari hampir 7 juta pekerja hotel dan restoran di Indonesia adalah perempuan.
Namun, ada sejumlah kendala yang menghambat pertumbuhan sektor ini:
- Koordinasi pemerintah yang belum maksimal dan kapasitas pelaksanaan yang terbatas
- Akses dan kualitas infrastruktur pariwisata yang masih rendah
- Keterampilan tenaga kerja yang terbatas, memengaruhi kualitas layanan
- Lingkungan usaha yang belum kondusif bagi investasi swasta dan kemudahan berusaha
Pendekatan Bank Dunia
Program Prioritas Nasional Pembangunan Pariwisata Indonesia mendorong pendekatan yang lebih menyeluruh dan inklusif dalam pengembangan pariwisata. Fokusnya adalah pada peningkatan infrastruktur dasar dan layanan yang relevan dengan pariwisata, memperkuat keterkaitan ekonomi lokal, dan menarik investasi sektor swasta.
Proyek ini terdiri dari empat komponen utama:
- Bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas institusi dalam pengembangan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan
- Peningkatan infrastruktur dan layanan, termasuk transportasi, sambil menjaga kelestarian alam dan budaya
- Pemberdayaan pelaku lokal, agar lebih banyak individu dan UMKM terlibat dalam rantai nilai pariwisata
- Perencanaan investasi destinasi spesifik yang bekerja sama dengan IFC, untuk menarik investor melalui persiapan proyek, pemetaan pasar, dan pemantauan
Proyek ini awalnya difokuskan pada tiga destinasi utama. Targetnya adalah meningkatkan jumlah kunjungan tahunan dari 15,3 juta pada 2015 menjadi 27,3 juta pada 2041, serta meningkatkan belanja wisatawan dari USD 1,2 miliar menjadi USD 3,3 miliar. Investasi swasta di sektor pariwisata juga diproyeksikan meningkat 13 kali lipat menjadi USD 421 juta.
Hingga akhir 2024, proyek ini telah mendukung enam destinasi dengan capaian berikut:
- Akses air bersih untuk 570.000 orang
- 542.000 m² ruang publik non-bermotor
- Sanitasi yang lebih baik untuk 470.000 orang
- 20.000+ bisnis memperluas kehadiran daring
- 84.000+ profesional pariwisata tersertifikasi
- USD 870 juta investasi swasta berhasil ditarik
- 18.000 peserta dari 155 desa wisata telah dilatih
- 65 desa wisata berhasil menjalankan rencana pengembangan dan menciptakan sumber penghidupan
Diperkirakan proyek ini telah menciptakan atau meningkatkan kualitas pekerjaan bagi sekitar 1,2 juta orang, termasuk peningkatan 27% di sektor akomodasi, makanan, dan minuman. Rata-rata upah di wilayah proyek juga meningkat lebih dari 15%.