Skip to Main Navigation
Pidato & Transkrip 14 Oktober 2018

Kata Sambutan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim di Konferensi Pers Penutupan Pertemuan Tahunan 2018

Saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas korban jiwa dan kerusakan di Sulawesi Tengah dan Lombok.

Kami semua di Grup Bank Dunia siap mendukung pemerintah dan rakyat Indonesia.

Kami juga berduka atas hilangnya nyawa dalam banjir dan tanah longsor di Sumatera akhir pekan ini. Kami berdiri bahu-membahu dengan seluruh masyarakat Indonesia. Anda adalah pribadi yang tangguh dan penuh welas asih, dan Anda akan bangkit dari tantangan ini dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Kami senang dapat memenuhi permintaan Pemerintah melalui bantuan hingga 1 miliar dolar untuk melengkapi upaya rehabilitasi dan rekonstruksi, juga untuk memperkuat ketahanan jangka panjang di Sulawesi dan Lombok.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Menteri Luhut, Menteri Sri Mulyani, dan semua penyelenggara dan relawan untuk pelaksanaan pertemuan ini yang tanpa cela. Kami semua sangat terkesan dengan fasilitas, profesionalisme, dan sambutan hangat yang kami terima setiap saat.

Dari “Selamat Pagi” pertama yang kami dengar di pagi hari hingga “Selamat Malam” terakhir di malam hari, kami telah diliputi oleh kehangatan dan kemurahan hati Anda sekalian sebagai tuan rumah.

Hampir sepanjang minggu ini, kami fokus untuk memanfaatkan teknologi dan membantu negara-negara dalam berinvestasi pada masyarakatnya, untuk mempersiapkan mereka di masa depan. Pemimpin harus membuat investasi penting tersebut dengan rasa urgensi yang tinggi karena kita sedang menghadapi krisis sumber daya manusia di seluruh dunia, di antaranya:

  • 151 juta anak mengalami stunting;
  • Seperempat juta anak berada di sekolah tetapi tidak belajar.
  • Sementara itu, teknologi dengan cepat mengubah keterampilan yang diperlukan setiap orang untuk bisa bersaing dalam ekonomi masa depan.

Dalam banyak hal, ini adalah tempat yang tepat untuk meluncurkan Indeks Modal Manusia  kami untuk membantu meyakinkan terkait investasi tersebut. Salah satu komponen kunci dari Indeks tersebut, juga Proyek Modal Manusia kami, adalah mengumpulkan data dan bukti tentang praktik apa yang paling baik untuk membangun modal manusia.

Indonesia berkomitmen untuk membuat investasi yang tepat pada manusia, dan untuk memastikan bahwa setiap orang di negara ini memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensi penuh mereka. Dunia perlu banyak belajar dari Indonesia, dan kami semua belajar banyak minggu ini.

Tidak ada pengingat yang lebih baik tentang mengapa kami berkumpul di sini daripada pidato mengesankan yang disampaikan Presiden Jokowi dalam Sidang Pleno. Tidak ada yang meragukan tentang peringatan Presiden Jokowi bahwa "Winter is coming". Tantangan tersebut dapat dengan mudah berubah menjadi krisis jika kita tidak menghadapinya bersama-sama.

Piranti terkuat yang kita miliki untuk mengatasi tantangan tersebut adalah rasa solidaritas terhadap sistem multilateral. Game of Thrones mencerminkan waktu sebelum multilateralisme, waktu sebelum ada negara, ketika sebagian besar dunia dalam kemiskinan, dan keluarga dengan kekayaan besar saling bertarung satu sama lain untuk mendapatkan kekuasaan.

Kemakmuran global dari dekade sejak Perang Dunia II telah sebagian dibangun melalui dukungan sistem multilateral. Saat ini, mungkin tantangan terbesar yang kita hadapi adalah kurangnya solidaritas di antara masyarakat dari negara, budaya, dan agama yang berbeda, juga kurangnya solidaritas dengan mereka yang paling miskin.

Dalam minggu ini, Indonesia telah memberikan kita visi yang mengilhami komitmen yang diperbarui pada multilateralisme, solidaritas di antara semua perempuan dan laki-laki, dan tekad untuk memastikan bahwa tidak seorang pun, bahkan yang paling miskin, akan tertinggal.

Atas nama seluruh Grup Bank Dunia, izinkan saya mengucapkan lagi kepada semua teman, baik yang baru maupun lama, di sini, di Indonesia: Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.

 

Api
Api